Jangan Hemat Listrik, Nanti PLN Rugi!

Berita mengenai pernyataan dari Syofvi Felienty Roekman, Direktur Direktur Perencanaan Korporat PLN membuat saya heran. Entah sedang bercanda atau serius. Tapi, semoga sedang bercanda dan ada revisi yang benar seharusnya bagaimana. Tapi, misalpun serius, ya mungkin tinggal dinilai sendiri bagaimana pernyataan tersebut.

Mengutip dari berita di Kumparan dengan judul ‘PLN Minta Rumah Tangga Perbanyak Gunakan AC di Rumah‘:

“Makanya saya berharap ini cuaca panas terus, supaya banyak rumah tangga yang pakai AC. Jadi jangan main-main ke mal terus, supaya konsumsi listrik di rumah bisa meningkat”

Syofvi Felienty Roekman, Direktur Direktur Perencanaan Korporat PLN.

Pernyataan tersebut terkait dengan bahwa konsumsi listrik hinggal Mei 2018 hanya naik 5,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut masih di bawah rata-rata Rencana Usaha Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL) tahun ini yang ditetapkan pemerintah sebesar 6,8 persen. Padahal, dalam berita lain target konsumsi listrik sebenarnya diharapkan terpenuhi dari sektor industri.

Saya sendiri saat ini menggunakan listrik (prabayar) justru berusaha untuk menghemat. Di tempat tinggal sebelumnya, saya berpindah menjadi listrik prabayar sehingga dapat lebih mudah mengontrol penggunaan listrik.

AC di rumah saya ada dua buah, namun hampir tidak pernah saya nyalakan karena cuaca yang panasnya masih bisa ditolerir. Pun panas, tinggal buka jendela. Semua lampu di rumah saya juga sudah ganti dengan lampu LED yang lebih hemat. Walapun secara jumlah lampu cukup banyak, namun saya hanya berusaha menyalakan kalau memang butuh.

Jadi, jika himbuan tersebut disampaikan, himbauan yang aneh. Atau memang slogan ‘hemat energi, hemat biaya’ sudah diperbarui dan tidak valid lagi?