Yang meledak bukan tabung gas, tapi ban truk

Tempat tinggal saya di Jakarta cukup dekat dengan lokasi distributor tabung gas (dan termasuk air mineral galon). Jadi, hampir setiap hari truk melintas di depan gang. Ya, tidak terlalu dekat juga sebenarnya, mungkin sekitar 100 meter. Tapi, tak jarang juga saya melintasi tempat tersebut ketika saya mau makan di warung.

Sore tadi, ketika saya makan, jantung rasanya mau dibuat copot. Sewaktu berjalan menuju warung, saya melintasi sebuah truk yang sedang parkir di dekat tempat distributor gas dan air mineral. Waktu itu, yang parkir adalah truk bermuatan ratusan glon air mineral. Sekilas saya lihat rodanya dan terpikir kalau roda truk itu kuat sekali — melihat bahwa ada ratusan galon air mineral (dalam kondisi terisi) diatasnya.

Sewaktu saya makan, tiba-tiba terdengar suara meledak. Dor! “Ah, moga-moga bukan gas!” Suara ledakan tersebut cukup keras. Penjaga warung dan beberapa orang yang makan disitu juga langsung keluar, melihat apa yang terjadi. Saya juga sempat terpikir kalau ada gas meledak. Ini juga karena di televisi kadang ada berita tentang tas meledak. Untunglah, tidak ada gas yang meledak. Suara keras tadi karena ban truk yang meletus, kelebihan muatan mungkin. Entahlah.

Sewaktu melihat, ternyata sudah banyak juga warga sekitar yang sudah berhamburan ditepi jalan untuk melihat apa yang terjadi. Tak lama kemudian, keadaan kembali seperti semula. Orang-orang yang melihat kembali ke aktivitas mereka masing-masing, termasuk saya. Benar-benar masih teringat suara yang ditimbulkan. Dhuar!


Comments

2 responses to “Yang meledak bukan tabung gas, tapi ban truk”

  1. cerita sederhana tapi enak dibaca :) remah-remah keseharian

  2. asal jangan kirim “bom” ke rumah