Tentang Hepatitis Akut Misterius Pada Anak

Walaupun pandemi COVID-19 belum dikatakan usai, namun melihat tren kasus, dan bagaimana kegiatan sehari-hari berjalan dengan “lebih baik”, rasanya melegakan sekali. Keluarga saya hampir semua sudah vaksinasi COVID-19 dua kali dan satu kali booster, kecuali anak saya yang baru tiga tahun. Semoga bisa segera juga bisa vaksinasi.

Namun, sepertinya kewaspadaan terutama terkait dengan penyakit yang “baru” harus tetap dijaga. Ya, terkait hepatitis akut (dan) misterius. Akut karena dinilai membahayakan dan sudah ada korban jiwa, misterius karena belum diketahui pasti penyebabnya.

Penyakit hepatitis akut ini belum diketahui penyebabnya. Kasus pertama kali ditemukan di Inggris Raya 5 April 2022. Setelahnya, dilaporkan terjadi peningkatan kasus di Eropa, Asia, dan Amerika

Pada 15 April 2022, WHO menetapkan penyakit Hepatitis Akut sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).

Melalui utas informasi Kementerian Kesehatan di Twitter, berikut beberapa poin informasi mengenai hepatitis akut ini.

  • Di Indonesia sendiri, dalam kurun waktu 2 minggu hingga 30 April 2022, terdapat tiga dugaan kasus pasien anak Hepatitis Akut meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta (Sumber)
  • Penyakit Hepatitis Akut menyerang anak usia 0-16 tahun, paling banyak anak usia di bawah 10 tahun.Virus ini sangat berbahaya, beberapa anak dilaporkan meninggal, bahkan 17 dari 170 anak dengan Hepatitis Akut membutuhkan transplantasi hati. (Sumber)
  • Belum diketahui secara jelas penyebab Hepatitis Akut, namun diduga berasal dari Adenovirus 41, SARS CoV-2, virus ABV dll. Adenovirus umumnya menular lewat saluran cerna dan saluran pernafasan. Cara penularan melalui droplet, air yang tercemar & transmisi kontak. (Sumber)

Gejala Hepatitis Akut

  • Gejala awal Hepatitis Akut adalah gangguan gastrointestinal seperti sakit perut, mual, muntah, diare & kadang disertai demam.
  • Gejala bisa berlanjut jadi lebih parah ketika urine berwarna seperti teh, BAB putih pucat, kulit & mata kuning, bahkan sampai penurunan kesadaran. (Sumber)

Pencegahan dan Penanganan

Secara prinsip, pola dan gaya hidup sehat menjadi komponen yang sangat penting. Hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan selama pandemi COVID-19 sepertinya sangat masuk akal untuk terus diterapkan.

Untuk anak saya, kebiasaan selalu cuci tangan dan kaki kalau habis bermain di luar, dan mandi setelah bepergian, jelas sangat baik. Walaupun sekarang sudah lebih longgar untuk bepergian, tapi lebih baik tetap lebih selektif lagi.