Nominal yang cukup besar untuk transaksi yang sebenarnya tidak terlalu besar. Jadi, berdasarkan ini mungkin perlu dipertimbangkan lagi untuk kembali menggunakan pembayaran melalui Western Union saja.
Rekening tujuan pembayaran saya putuskan menggunakan Bank BCA. Walaupun melakukan pencairan pembayaran melalui Western Union sebenarnya cukup mudah juga, tapi di masa pandemi ini cara dengan transfer bank sepertinya lebih baik.
Tentu, akan ada biaya administrasi jika menggunakan cara transfer bank disamping berapa nanti kurs dolar terhadap rupiah saat pencairan. Tapi, saya rasa saat ini lebih baik demikian, daripada harus bepergian.
Karena rencana saya melakukan penarikan uang dari Western Union melalui Bank BPD DIY gagal, saya memutuskan untuk tidak ke kantor pos untuk proses penarikannya. Pertama, karena alasan jarak — saat itu saya sedang dalam perjalanan ke tempat kerja dan kantor pos berada dalam lokasi yang berlawanan. Alasan kedua, karena seingat saya ada alternatif lain yang lebih dekat.
Dan, saya teringat kalau saat berangkat dan pulang kerja, saya melihat logoWestern Union yang ada di salah satu kantor cabang Maybank Indonesia.
Suasana kantor cabang saat itu cukup sepi. Saya lalu menanyakan kepada petugas apakah untuk penarikan dana melalui Western Union dapat dilayani. Ternyata bisa, dan saya diarahkan untuk mengisi formulir yang tersedia dan mengambil antrian untuk ke Customer Service Officer (CSO).
Sudah cukup lama sejak terakhir kali saya melakukan transaksi melalui Western Union. Di Desember 2017, karena ada keperluan penarikan dana, saya akhirnya mencari dimana tempat melakukan pencairan dana.
Ketika saya ke BankBPD DIY, saya melihat logoWestern Union disana. Jadi, sekalian saja saya lakukan urusan penarikan dana.
Saya langsung menuju ke tempat pengambilan formulir. Saya cari beberapa saat, tetap tidak menemukannya. Bahkan, disekitaran tanda berlogo Western Union-pun juga tidak ada. Mungkin saat itu formulir sedang habis.
Proses penarikan lancar, seperti biasa, tanpa proses yang ribet. Apalagi, saat itu tidak banyak nasabah atau pengguna jasa bank yang sedang berada di sana. Isi formulir, serahkan KTP, beres.
Cuma sekilas saja dan cukup lama saya melihat ada logoWestern Union di gerai Indomaret. Cuma karena memang belum pernah ada keperluan yang melibatkan Western Union, jadi tidak begitu memedulikan. Sampai beberapa hari yang lalu.
Ceritanya saya butuh mencairkan sejumlah dana — dibawah $US 200. Pernah saya melakukan pencairan dana melalui kantor pos dan juga bank. Rata-rata proses lancar saja. Hanya saja, kadang karena alasan kepraktisan dan setelah mendapatkan beberapa informasi termasuk teman yang pernah mencairkan disana, akhirnya saya berkeinginan untuk mencobanya.
Saya mendatangi kasir Indomaret dan menanyakan apakah bisa melakukan pencairan dana Western Union. Petugas kasir tersebut menyampaikan bisa, dan saya perlu untuk menyertakan satu lembar fotokopi identitas (Kartu Tanda Penduduk). Nah! Saya urungkan niat saya karena memang tidak bawa fotokopi KTP, dan tidak ada jasa fotokopi yang ada di dekat tempat tersebut.
Berarti, nanti akan butuh untuk bawa fotokopi KTP. Tiga hari kemudian, saya bawa satu lembar fotokopi KTP ketika saya pergi. Tidak memang saya niatkan untuk ke Indomaret, tapi siapa tahu nanti menemukan gerai Indomaret dan dapat langsung melakukan pencairan dana.
Dan, kebetulan ada gerai Indomaret yang saya temui ketika dalam perjalanan. Sama seperti sebelumnya, saya tanya dulu kemungkinan apakah bisa melakukan pencairan dana. Ternyata bisa. Akhirnya saya disodori formulir. Ketika hendak menulis, saya ditanya tentang fotokopi indentitas. Atas informasi sebelumnya, satu lembar saja. Apakah satu lembar? Tidak!
Salah satu karyawan Indomaret yang lain yang kebetulan ada disitu bilang kalau butuh dua lembar fotokopi. Saya ulangi: dua lembar. Petugas kasir juga sempat tidak yakin. Mulai deh perasaan tidak enak. Petugas kasir sempat menanyakan lagi ke temannya yang menyampaikan bahwa butuh dua lembar fotokopi identitas. Dia sepertinya juga masih agak bingung dan kurang yakin. Akhirnya, petugas kasir tersebut “mengalah” dan menyampaikan kalau butuh dua lembar fotokopi identitas. Ketika saya konfirmasi lagi apakah tidak bisa dengan satu salinan identitas, petugas tersebut menggeleng dengan ekspresi yang kurang yakin juga.
Akhirnya, saya tinggalkan saja dengan perasaan yang agak kecewa. Apakah memang ada perubahan kebijaksanaan dalam rentang waktu tiga hari tersebut? Oh ya, kedua lokasi gerai Indomaret tersebut berada di daerah yang bisa dikatakan cukup ramai di Jogjakarta.
Mungkin lain waktu saja. Semoga saja tiba-tiba tidak membutuhkan Kartu Keluarga. Hehehe…
Minggu ini, saya melakukan pencarian/penarikan tunai yang dikirimkan melalui Western Union melalui Bank Internasional Indonesia (BII). Sebenarnya ini bukan kali pertama saya menggunakan jasa BII. Sebelumnya — sudah cukup lama — saya pernah menggunakan jasa BII untuk melakukan penarikan yang sama, dan hasilnya memuaskan. Kenapa tidak menggunakan Pacto Moneygram? Ya, karena memang dapatnya untuk diuangkan melalui Western Union, tidak bisa milih ke Pacto. Kenapa tidak lewat kantor pos? Karena saya dulu pernah menggunakan jasa kantor pos, dan — entah kenapa — hasil akhir penarikan jauh dari jumlah yang diharapkan. :)
Saat melakukan penarikan, saya belum menjadi nasabah BII. Ada rekening bank lain sebenarnya, dan bank-bank tersebut juga melayani pencarian dana dari Western Union. Tapi, saya sedang tidak ingin berspekulasi, jadilah saya pilih BII.
Saya lupa kapan tepatnya pertama kali berurusan dengan penerimaan pembayaran dari luar negeri. Dulu, yang paling terkenal — dan yang saya tahu — mungkin adalah Western Union. Tapi, Western Union sepertinya bukanlah jasa pengiriman uang yang pertama kali saya pakai. Oh ya, ini yang saya maksud adalah jasa pengiriman uang dengan cara yang “sedikit konvensional”, dalam artian tidak melibatkan bank, layanan semacam Paypal, atau cheque.
Dulu, saya pernah melakukan pekerjaan yang moda pembayaran adalah menggunakan mekanisme yang saya sebutkan diatas. Waktu itu, klien saya mengusulkan untuk melakukan pembayaran menggunakan Pacto Moneygram. Waduh! Belum pernah dengar sama sekali. Kenapa tidak pakai Paypal? Sederhana, karena saya tidak punya akun Paypal sama sekali.
Awalnya, klien saya tanya dulu, apakah ada Pacto di Jogjakarta. Setelah browsing sebentar, ternyata ada. Ya sudah, akhirnya dicobalah untuk pertama kalinya. Waktu itu, klien saya menanyakan tentang nama lengkap saya sesuai yang tertera di identitas (dalam hal ini KTP). Setelah itu, saya menunggu saja kabar dari dia. Selanjutnya, dia menginformasikan ke saya bahwa dia telah mengirimkan pembayaran. Dia menyertakan jumlah pengiriman, nama pengirim, kota dan negara dia, dan yang paling penting adalah semacam nomer PIN.
We're excited to tell you that we're offering a new payment method for some countries. If you're located in Argentina, Chile, China (Mainland), Colombia, Malaysia, Pakistan, Peru, the Philippines, or Romania, you can now sign up for Western Union Quick Cash, a new form of payment that lets you receive your AdSense payments in cash using the worldwide Western Union money transfer service. Payments will be available for pickup at your local Western Union agent the day after they are issued, according to our normal payment schedule.
This feature is not yet available for Indonesian Adsense publisher, I believe more countries will be supported later. I hope… :)