Categories
Umum

Pengalaman Membeli dan Mengganti Ban Mobil di Ottoban Indonesia (Yogyakarta)

PERHATIAN
Tulisan ini merupakan pengalaman pribadi menggunakan jasa layanan Ottoban Indonesia pada April 2022. Penulis tidak memiliki kerjasama dengan pihak Ottoban. Seluruh biaya merupakan biaya pribadi penulis. Pengalaman berbeda mungkin dapat dialami dan penulis merekomendasikan untuk mencari informasi atau referensi terbaru terkait artikel ini.

Awal April lalu, saya kembali melakukan perjalanan ke luar kota menggunakan kendaraan pribadi saya. Biasanya saya hanya bepergian untuk agenda ke Bogor, atau Jakarta saja. Namun, saat itu rute perjalanan agak sedikit berbeda. Bukan ke Jakarta dari Jogjakarta saja, bukan pula ke Semarang. Dan, ini kali pertama saya tidak melakukan pengecekan air aki, karena sudah ganti dengan aki kering.

Dari Jogjakarta, saya berangkat ke Bogor, kemudian ke Jakarta, lanjut ke Tangerang, kembali ke Jakarta, dan pulang lagi ke Jogjakarta. Total perjalanan hampir satu minggu penuh.

Puji Tuhan, perjalanan berjalan dengan lancar. Kendaraan Mobilio yang saya bawa juga dalam kondisi baik. Apalagi, seluruh perjalanan ini merupakan perjalanan solo, benar-benar sendiri. Cuaca selama perjalanan juga cukup bersahabat, kecuali ketika perjalanan malam dari Bogor menuju Jakarta, sempat hujan, namun beruntung tidak disertai angin.

Ban Belakang Tidak Nyaman

Sekembali dari perjalanan, saya masih menggunakan kendaraan untuk mobilitas. Ada yang sedikit terasa kurang nyaman, tapi saya pikir saat itu ban cuma kurang angin saja.

Seminggu setelahnya, saat saya melakukan perjalanan (agak jauh), ternyata benar terasa kurang nyaman. Istri saya yang saat itu lebih merasakan, karena dia duduk di kursi belakang bersama dengan anak saya.

Karena dugaan awal adalah ban yang kurang angin, jadi ketika perjalanan sempat kami pastikan tekanan ban dalam kondisi yang cukup. Lagi-lagi, puji Tuhan karena perjalanan malam itu dengan waktu tempuh pulang pergi total hampir 3 jam dapat dilewati dengan selamat.

Sesampai di rumah, akhirnya saya cek ban.Dan, benar saja. Ban belakang sisi sebelah kiri sudah dalam kondisi sudah aus, jadi permukaan ban sudah tidak rata lagi. Sedikit ada semacam “retakan”. Duh! Untuk ban belakang sisi kanan, beruntung masih dalam kondisi cukup aman.

Kondisi ini baru diketahui Sabtu malam. Jelas sudah masalah ada di mana, dan kesimpulannya cuma satu: ganti ban segera. Alasan utama tentu karena faktor keselamatan.

Ganti Ban

Hari Minggu pagi, saya coba cari-cari opsi dimana saya beli (dan ganti) ban mobil. Ada sebenarnya toko ban yang direkomendasikan. Saya beli ban untuk roda depan sekitar 1,5 tahun lalu. Secara harga lebih miring dibandingkan dengan toko ban lain. Masalahnya, hari Minggu tutup.

Jadi saya coba melihat-lihat kembali harga ban di situs niaga-el seperti Tokopedia. Hal ini sekadar untuk mencari tahu saja, berapa harga pasaran ban yang saya pilih yaitu GT Radial Champiro Ecotec 185/65 R15 (link di Tokopedia).

Selain itu saya juga coba kontak beberapa toko ban di Jogjakarta setelah mencari melalui Google Maps. Saya mendapatkan jawaban dan produk tersedia. “Masalahnya”, kebanyakan tutup karena hari Minggu. Ada pula yang toko tersedia di Tokopedia, bisa pesan melalui Tokopedia, lalu pemasangan dengan datang langsung ke toko. Harga juga cocok. Sayangnya, ketika saya mau order, saya diberitahu kalau akan cek stok dulu, dan baru dikabari Senin.

Saya agak memaksakan untuk bisa selesai urusan hari Minggu, untuk menghindari mengurus hal ini di hari dan jam kerja. Dan, supaya ban bisa segera ganti.

Istri saya juga sempat tanya di grup perumahan, dimana pada beli ban. Beberapa menyebutkan nama yang familiar seperti MARI BAN, BAH PETRUK, dan ada yang menyebutkan Ottoban. Nama terakhir ini sebenarnya agak asing, tapi katanya bisa beli lewat niaga-el Tokopedia. Jadi, saya malah penasaran mencari lebih lanjut.

Setelah saya mencari tahu lebih lanjut, sepertinya Ottoban — dengan nama merek Ottoban Indonesia (situs: https://ottobanindonesia.com) — ini cocok dengan kebutuhan di hari itu. Kenapa?

Categories
Umum

Perjalanan Jogjakarta ke Semarang Lewat Tol

Beberapa minggu lalu, saya ada keperluan untuk pergi ke Semarang. Ternyata, ini malah kali pertama perjalanan ke Semarang (dari Jogjakarta) dengan kendaraan pribadi. Sebelumnya, pilihan transportasi hanyalah menggunakan bis atau travel.

Karena sebelumnya sudah pernah melewati tol ketika perjalanan ke Jakarta dan Bogor, jadi untuk perjalanan ke Semarang, rute melewati tol lebih menjadi pilihan.

Rute

Secara jarak, rute jalan tol ini sedikit lebih jauh dibandingkan melewati rute non-tol (melalui Magelang). Dari sisi waktu tempuh, mungkin juga tidak terpaut jauh. Namun, pilihan melewati tol bisa sebagai antisipasi jalanan sedikit padat di pagi hari jika melewati rute non-tol.

Saya mengambil rute dari Jogjakarta ke Semarang melalui tol Colomadu.

Biaya

Untuk biaya, tentu sedikit lebih mahal karena ada biaya tol dan bahan bakar yang sedikit lebih banyak. Saya lupa tepatnya, tapi untuk menjangkau Semarang (tengah kota), biaya sekitar Rp70.000-Rp80.000 untuk sekali perjalanan.

Categories
Umum

Penghapusan Airport Tax/Passenger Service Charge (PSC) di 13 Bandara di Indonesia

Kabar baik untuk para pengguna jasa angkutan pesawat terbang, karena pemerintah baru saja menghapuskan beban airport tax atau Passanger Service Charge (PSC) untuk penerbangan dari 13 bandara di Indonesia. Istilah pajak bandara ini juga dikenal dengan Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) Tentu, ini kabar baik bagi mereka yang harus bepergian dengan pesawat.

Gambar pesawat AirAsia di area Bandara Soekarno-Hatta (CGK)

Stimulus ini berlaku mulai 23 Oktober 2020 sampai dengan 31 Desember 2020. Daftar 13 bandar udara yang dihapus:

  1. Bandara Soekarno-Hatta (CGK)
  2. Bandara Hang Nadim (BTH)
  3. Bandara Kualanamu Medan (KNO)
  4. Bandara Bali I Gusti Ngurah Rai Denpasar (DPS)
  5. International Yogyakarta Kulon Progo (YIA)
  6. Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP)
  7. Bandara Internasional Lombok Praya (LOP)
  8. Jenderal Ahmad Yani Semarang (SRG)
  9. Bandara Sam Ratulangi Manado (MDC)
  10. Bandara Komodo Labuan Bajo (LBJ)
  11. Bandara Silangit (DTB)
  12. Bandara Banyuwangi (BWX)
  13. Bandara Adi Sucipto (JOG)

Dengan penghapusan ini, otomatis akan ada penyesuaian harga tiket yang selama ini harga yang tertera sudah termasuk dengan PSC. Dari puluah kali terbang — ketika harga tiket sudah termasuk PSC — saya sebenarnya tidak terlalu memerhatikan rincian biaya. Yang saya tahu berapa total harga, dan kadang saya memastikan saja apakah biaya tersebut sudah termasuk bagasi atau tidak.

Categories
Umum

Cerita Perjalanan ke Karimunjawa (Bagian 1)

Akhirnya, saya berkesempatan main ke Karimunjawa. Ke sebuah kepulauan yang masuk ke daerah administratif Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Beberapa bulan yang lalu — tepatnya bulan Mei 2012 — saya memutuskan untuk pergi berlibur beberapa hari dari rutinitas pekerjaan. Kebetulan, ada ajakan untuk mengunjungi Karimunjawa bersama dengan beberapa teman. Halo Firman, Robee, Zam, Virtri dan Diah!

Keberangkatan saya dari Jogjakarta, bersama dengan Firman. Sedangkan rombongan lainnya langsung dari Jakarta. Janjian untuk bertemu juga bukan di Semarang atau Jepara sebagai tempat keberangkatan ke Karimunjawa. Saya dan Firman berkendara dengan mobil menuju Jepara, dan lainnya dari Jakarta menggunakan Air Asia. Setelah mendapatkan informasi tentang jadwal keberangkatan kapal yang akan membawa penumpang dari Jepara ke Karimunjawa, pagi hari sekitar pukul 04.00, saya bersama Firman memulai perjalanan.

Categories
General

Institute Tambal Ban

Institute Tambal Ban
Not far from SMA 1 Semarang.