Categories
Umum

Penghapusan Airport Tax/Passenger Service Charge (PSC) di 13 Bandara di Indonesia

Kabar baik untuk para pengguna jasa angkutan pesawat terbang, karena pemerintah baru saja menghapuskan beban airport tax atau Passanger Service Charge (PSC) untuk penerbangan dari 13 bandara di Indonesia. Istilah pajak bandara ini juga dikenal dengan Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) Tentu, ini kabar baik bagi mereka yang harus bepergian dengan pesawat.

Gambar pesawat AirAsia di area Bandara Soekarno-Hatta (CGK)

Stimulus ini berlaku mulai 23 Oktober 2020 sampai dengan 31 Desember 2020. Daftar 13 bandar udara yang dihapus:

  1. Bandara Soekarno-Hatta (CGK)
  2. Bandara Hang Nadim (BTH)
  3. Bandara Kualanamu Medan (KNO)
  4. Bandara Bali I Gusti Ngurah Rai Denpasar (DPS)
  5. International Yogyakarta Kulon Progo (YIA)
  6. Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP)
  7. Bandara Internasional Lombok Praya (LOP)
  8. Jenderal Ahmad Yani Semarang (SRG)
  9. Bandara Sam Ratulangi Manado (MDC)
  10. Bandara Komodo Labuan Bajo (LBJ)
  11. Bandara Silangit (DTB)
  12. Bandara Banyuwangi (BWX)
  13. Bandara Adi Sucipto (JOG)

Dengan penghapusan ini, otomatis akan ada penyesuaian harga tiket yang selama ini harga yang tertera sudah termasuk dengan PSC. Dari puluah kali terbang — ketika harga tiket sudah termasuk PSC — saya sebenarnya tidak terlalu memerhatikan rincian biaya. Yang saya tahu berapa total harga, dan kadang saya memastikan saja apakah biaya tersebut sudah termasuk bagasi atau tidak.

Categories
Umum

Robot Vacuum Cleaner/Robot Penghisap Debu. Pilih yang Mana?

Setelah menjajal Kurumi KV 01 Anti Dust Mites UV Vacuum Cleaner di bulan September lalu, saya dan istri akhirnya berpikir kembali untuk membeli satu perangkat untuk membantu bebersih di rumah.

Catatan

Tulisan ini bukan tulisan bersponsor. Saya tidak mendapatkan imbalan ataupun memiliki kerjasama dengan seluruh merek/produk yang disebutkan dalam tulisan ini. Semua yang saya tulis merupakan pendapat pribadi.


Tujuannya tetap, supaya kegiatan bebersih jadi sedikit lebih enteng, karena sudah sekitar tujuh bulan ini benar-benar tanpa ART dengan kegiatan bebersih rutin tiap hari untuk menyapu dan pel antara 1-3 hari, tergantung kondisi lantai juga, karena kebetulan tempat tinggal kami memiliki dua lantai. Pilihan akhirnya jatuh kepada keputusan untuk membeli robot vacuum cleaner. Masalahnya, pilihannya begitu banyak. Bukan hanya soal merek, tapi juga fitur, rentang harga juga cukup bervariasi.

5 alasan saya mengapa akhirnya membeli robot vacuum cleaner atau robot penghisap debu

Sudah cukup lama sebenarnya saya tertarik untuk beli, namun karena dulu masih merasa belum perlu — karena ada ART, dan merasa untuk membersihkan lantai juga masih bisa dilaukan sendiri — jadi keinginan tersebut selalu ditunda.

Bagi kami, beberapa hal yang menjadi pertimbangan:

  1. Efisiensi waktu, tenaga, dan biaya
    Untuk menyapu lantai satu (bagian area dalam dan semi outdoor), kadang masih dlanjutkan dengan mengepel. Lantai dua beberapa area memang tidak disapu tiap hari, hanya yang benar-benar ada aktivitas rutin seperti kamar tidur dan ruang kerja. Area lain kadang juga disempatkan. Dengan tanpa ART, jadilah urusan lain juga harus beres. Jadi, mengenai biaya, budget untuk ART ini bisa dialihkan untuk membeli robot vacuum cleaner ini — karena kami juga belum menggunakan jasa bebersih yang bisa datang harian. Paling tidak, jikapun tidak dipel, tapi lantai sudah disapu.
  2. Portabel dan nirkabel
    Karena sifatnya portabel, jadi cukup mudah untuk saya gunakan di lantai satu dan lantai dua, walaupun charging dock memang hanya ada satu. Mungkin satu saat kalau ada rejeki, bisa ada satu lagi. Amin.
    Berbeda dengan alat vacuum yang menggunakan kabel, dengan tanpa kabel otomatis penggunaan juga jadi lebih fleksibel secara jangkauan.
  3. Otomatisasi
    Karena memiliki fitur yang cukup canggih dan terintegrasi dengan beberapa model pengaturan, jadi lebih fleksibel dalam operasional. Termasuk untuk urusan pengisian baterai. Jadi, saya tinggal atur misalnya kapan si ‘robot’ ini harus membersihkan dan area mana saja — misal jam 22.00 WIB.
  4. Ukuran ringkas dan minim perawatan
    Untuk ukuran juga menjadi penting. Dengan ukuran yang cukup mini, penyimpanan juga lebih tidak makan tempat. Selain itu, robot vacuum cleaner semacam ini juga memiliki bobot yang tidak terlalu berat. Mengenai perawatan, selain beberapa aksesories yang seharusnya juga mudah didapatkan dari produsen, komponen lain juga tidak terlalu rumit untuk perawatannya.
  5. Jangkauan lebih luas dan menyedot debu dengan lebih baik
    Area bawah tempat tidur merupakan area yang cukup sulit untuk dibersihkan, disamping ada juga sofa untuk tamu dan sofa bed. Selain susah dijangkau sepenuhnya dengan sapu, pun sudah disapu biasanya kotoran dan terutama debu cenderung berpindah tempat. Jadi, kalau disapu, debu malah justru terbang kemana-mana. Untuk tempat tidur, kebiasaan selama ini jika membersihkan saya lebih sering geser dipan dan tempat tidur, disapu, dipel, kemudian dikembalikan lagi.

Pertimbangan menentukan pilihan robot vacuum cleaner

Setelah memiliki pertimbangan yang cukup, saatnya memilih: produk robot vacuum cleaner mana yang paling cocok (untuk kami)? Secara umum, ada dua hal yang menjadi pertimbangan:

  1. Spesifikasi produk dan ulasan
  2. Budget dan harga

Mari kita bahas sedikit.

Categories
Umum

AirAsia Indonesia Terbang Lagi untuk Beberapa Rute Domestik Mulai 19 Juni 2020

Setelah Lion Air yang membuka beberapa rute penerbangan domestik pada 10 Juni 2020 lalu, AirAsia Indonesia melakukan langkah yang sama. Beberapa rute penerbangan domestik akan dibuka mulai 19 Juni 2020.

Mengutip dari keterangan resmi dari situs AirAsia, berikut beberapa rute yang akan dilayani.

No. PenerbanganAsalTujuanBerangkatTibaFrekuensi (hari)
QZ 7520Jakarta (CGK)Bali (DPS)09.2512.25Senin, Rabu, Jumat, Minggu
QZ 7521Bali (DPS)Jakarta (CGK)12.5013.35Senin, Rabu, Jumat, Minggu
QZ 192Jakarta (CGK)Medan (KNO)12.1014.40Senin, Rabu, Jumat, Minggu
QZ 193Medan (KNO)Jakarta (CGK)15.0517.25Senin, Rabu, Jumat, Minggu

Memang belum banyak, karena secara kebijakan dan karena perubahan standar prosedur operasional pasti banyak yang harus disesuaikan terlebih dahulu.

Rencana penerbangan saya bulan April 2020 lalu juga menggunakan maskapai ini, walaupun harus saya batalkan, dan sampai sekarang belum jelas juga status pengembalian dana karena pembatalan. Walaupun, kalau memang saya tidak eligible untuk mendapatkan refund ya tidak apa-apa, tapi status tiket kasus nomor 40585971 milik saya sampai saya tulis artikel ini juga masih “Sedang Berlangsung”.

Dear AirAsia Indonesia, I <3 you, but could you please check my case on the refund? If it should be closed and I could not get my refund, just close my ticket. Thank you!

Thomas Arie Setiawan, your happy customer
AirAsia Indonesia depart from Adistucipto Airport (JOG)

Secara prosedur, kurang lebih sama dengan bagaimana maskapai lain yang merujuk kepada Surat Edaran No. 7 Tahun 2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tentang Kriteria Persyaratan Perjalanan Orang Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

AirAsia Indonesia sendiri telah memiliki “Panduan Terbang Bersama AirAsia Selama Masa Kewaspadaan COVID-19”, dimana penumpang (untuk penerbangan domestik) disayaratkan untuk:

  1. Menunjukkan kartu dentitas diri (KTP atau tanda pengenal lainnya yang sah);
  2. Melengkapi dengan surat keterangan uji Rapid-Test dengan hasil non reaktif yang berlaku 3 hari atau Surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif yang berlaku 7 hari pada saat keberangkatan, atau Surat keterangan bebas gejala seperti influensa (influenza-like illness) yang dikeluarkan oleh Dokter Rumah Sakit/Puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas Test PCR dan/atau Rapid-Test;
  3. Mengunduh dan mengaktifkan aplikasi Peduli Lindungi pada perangkat telepon seluler

Dengan tambahan:

  1. Mengisi kartu kewaspadaan kesehatan elektronik (e-HAC) yang dapat diakses melalui aplikasi seluler e-HAC Indonesia (Android) atau http://sinkarkes.kemkes.go.id/ehac.
  2. Khusus penumpang dari/ke DKI Jakarta diharuskan memiliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang dapat diproses di https://corona.jakarta.go.id/id/izin-keluar-masuk-jakarta#11sektor
  3. Khusus penumpang tujuan akhir Bali wajib menunjukkan hasil tes PCR (bukan rapid Test) dengan hasil negatif dan mengisi formulir https://cekdiri.baliprov.go.id/
  4. Khusus penumpang tujuan akhir Lombok wajib menunjukkan hasil tes PCR (bukan rapid Test) dengan hasil negatif.
  5. Mengisi surat pernyataan AirAsia. (Surat pernyataan dapat diunduh di Google Drive dalam format PDF)

Walaupun saya belum ada rencana untuk bepergian dengan pesawat — dan sebisa mungkin menghindari bepergian jarak jauh apalagi sampai menggunakan moda transportasi umum — persyaratan perjalanan memang jauh lebih ketat. Tapi, saya lebih setuju kalau memang pesyaratan ini benar-benar dijalankan oleh seluruh pihak, termasuk penumpang.

Stay safe, good people!

Categories
Umum

Berkunjung dan Menikmati Sajian Makanan di Dowa Honje Bag and Restaurant Jogjakarta

Kemarin (13 Januari 2015), kali pertama saya menginjakkan kaki di Dowa Honje Restaurant (atau, sebut saja Honje Resto) di kawasan Jl. Mangkubumi, Jogjakarta. Kedatangan saya juga atas ajakan untuk mencicipi sajian kuliner melalui acara kecil food tasting yang diadakan disana.

Kalau kita bicara kota Jogja, laju perkembangan kota ini terasa berjalan dengan cukup cepat. Bagi para pemburu dan pecinta makanan, alternatif juga mulai banyak untuk memanjakan mereka. Bahkan, beberapa gerai makanan yang dulunya mungkin hanya dapat dinikmati di kota besar seperti Jakarta, sekarang sudah dapat ditemui di Jogja. Konsep pilihan makanan yang “itu-itu saja” mungkin mulai tidak berlaku lagi. Atau, bagi beberapa orang mulai bingung dengan banyaknya alternatif.

dowa Honje mangkubumi

Sebelum datang, saya sengaja tidak terlalu banyak mencari referensi tentang apa yang ditawarkan dan lebih memilih untuk menantikan kejutan-kejutan yang mungkin akan saya dapatkan, dengan tanpa memiliki ekspektasi apapun soal rasa, harga, ataupun pilihan menu.

Nama “Honje Resto” mungkin cukup asing jika dibandingkan dengan nama “Dowa” (‘Dowa’ sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘doa’). Untuk yang suka dengan fesyen — terutama pecinta produk tas — produk tas dengan merek Dowa saya rasa cukup familiar. ‘Dowa Honje Resto’ sendiri dapat dilihat sebagai sebuah perbaduan antara showroom produk tas Dowa dan restoran yang berada dalam satu bangunan arsitektur yang sama. Dalam bangunan dua lantai ini, Honje Resto berada di area lantai dua.

Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera elatior) adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah kincung (Medan), kincuang dan sambuang (Minangkabau) serta siantan (Malaya). Orang Thai menyebutnya kaalaa. Di Bali disebut kecicang sedangkan batang mudanya disebut bongkot dan keduanya bisa dipakai sambal (sambel matah). (Sumber: Wikipedia)

Kesan pertama

Tak perlu waktu lama bagi saya untuk jatuh hati pada disain arsitektur bangunan ini. Kesan artistik, unik, dan menarik langsung saya dapatkan ketika saya dihadapkan kepada disain lantainya. Ketika saya ke beberapa area, disain secara keseluruhan selalu menahan saya untuk sejenak menikmatinya. Bahkan, bagi saya tanpa penunjuk toilet juga terlihat menarik.

Karena kebetulan acara yang saya hadiri ini agak sedikit khusus, jadi ada kesempatan juga untuk dapat berbincang dan mendapatkan informasi tentang bangunan yang ditempati oleh showroom Dowa bag dan juga Honje Resto ini.

Categories
Umum

Call Center 121: Layanan Informasi dan Reservasi Tiket KA

Hari ini (5 April 2010), saya melakukan perjalanan menggunakan jasa kereta api. Kalau tidak salah ingat, baru kali pertama saya menggunakan Taksaka pagi dari Jogjakarta menuju Jakarta — dari kebiasaan menggunakan Taksaka Malam. Perjalanan hari ini ditempuh mulai jam 10.00 dan saya turun di Stasiun Jatinegara, kira-kira pukul 17:45. Perjalanan cukup lancar. “Sialnya”, pendingin gerbong saya rasakan dingin sekali. Ini membuat saya menghabiskan cukup banyak waktu di gerbong makan untuk menikmati makanan dan minuman disana. Ya, disamping karena memang alasan lapar sih… :)

Untuk perjalanan ini, memang mundur dari jadwal yang saya rencanakan, karena alasan tiket sudah habis. Tapi, ini mendingan daripada naik pesawat terbang. Sebenarnya, naik pesawat terbang di hari yang sama (untuk waktu agak siang/sore), tidak terpaut jauh. Tapi, kali ini tetap naik kereta api saja.

Oh ya, kalau minggu lalu saya sedikit mengeluhkan tentang layanan call center reservasi tiket, ternyata 1 April kemarin nomor Call Center 121 secara resmi dikukuhkan (tautan terkait). Dan, katanya akan melayani masyarakat yang akan menggunakan jasa kereta api dalam hal informasi jadwal, termasuk tentu saja pemesanan tiket. Layanan 24 jam pula. Kenapa saya bilang katanya, karena saya memang belum pernah menggunakan layanan Call Center ini. Mungkin suatu saat nanti deh.

Tentang call center tersebut, berikut ini kutipan beritanya:

Contact Center 121 dapat dihubungi melalui telepon atau fax dengan mengakses nomor 121 dari telepon rumah (untuk pulau Jawa, Palembang, Padang dan Medan) dan 021-21391121 dari seluruh operator GSM & CDMA. Selain itu info layanan juga dapat diakses melalui situs www.kereta-api.co.id. Khusus untuk Kereta Commuter Jabodetabek konsumen dapat menghubungi Contact Center melalui SMS dengan kode akses 9559. [sumber]