Categories
Umum

Berapa Penghematan Setelah Mengurangi Rokok?

Akhir September 2019 lalu, sebuah milestone kecil untuk saya terlewati: berhenti merokok selama 16 bulan berturut-turut. Kalau setahun berhenti merokok saja waktu agak tidak terasa, 4 bulan terakhir juga tidak begitu terasa.

Tapi, saya tidak pernah menghitung secara rinci, bagaimana efek berhenti merokok ini terkait dengan pengeluaran sehari-hari. Saya tidak pernah mencatat pengeluaran yang satu ini. Namun, saya cukup penasaran berapa sebenarnya uang yang saya bisa simpan ‘gara-gara' tidak membeli rokok sama sekali.

Jadi, mari kita coba hitung!

Penghitungan ini saya dasarkan dari variabel pola merokok, pilihan rokok, dan aktifitas sehari-hari saya, yang kurang lebih sebagai berikut:

  1. (Dulu) saya bisa dikatakan merokok setiap hari. Rokok yang saya hisap milik saya sendiri (karena beli), atau dari orang lain;
  2. Harga rokok saya saat itu (terakhir saya merokok) sekitar Rp22.000 bungkus (isi 16 batang). Saya coba cek sekarang mungkin di harga Rp24.000 – Rp 26.000 per bungkus. Tapi saya akan pakai acuan Rp22.000;
  3. Satu bungkus rokok bisa habis antara 1-1,5 hari tergantung aktifitas dan mobilitas. Kalau saya bepergian ke luar kota, atau sering bekerja di depan komputer, nongkrong, bisa jadi pengeluaran lebih banyak. Walaupun, pembelian tidak saya konsumsi sendiri. Dalam penghitungan ini, saya menggunakan penghitungan 5 bungkus untuk 7 hari. Realitanya, saya yakin lebih dari itu.

Perkiraan penghitungan penghematan (dari beli rokok) sejak berhenti merokok.

  • Jumlah minggu yang dilewati (16 bulan): 70
  • Jumlah pembelian rokok
    • per minggu: 5 x Rp22.000 = Rp110.000
    • per bulan: 4 x Rp110.000 = Rp440.000
    • per tahun: 12 x Rp440.000 = Rp5.280.000
    • per 70 minggu: 70 x Rp110.000 = Rp7.700.000

Berarti selama 16 bulan tidak mengkonsumsi rokok, saya bisa melakukan penghematan paling tidak sekitar Rp7.700.000! Saya yakin angkanya bisa lebih tinggi dari ini, karena saya cukup sering ke luar kota/melakukan perjalanan yang mengakibatkan jumlah pembelian lebih banyak. Juga, harga pastinya lebih tinggi.

Tentu saja, penghematan ini lumayan sekali!

Bahkan, kalau ke luar negeri, sudah pasti harga lebih mahal lagi. Dulu, di Hong Kong saya beli rokok sekitar Rp45.000 per bungkus. Di , lebih mahal lagi bisa sampai Rp100.000 per bungkus.

Categories
General

Amazon Web Service to Open New Region in Indonesia

Among many provided by Web (AWS), I use its more than any other services provided. Lucky that it has Singapore edge location for the service.

In the latest press release, AWS will open a new region in . It's a good news. The only thing AWS users need to do is just waiting for the service to be available, and it is expected to be available in late 2021 or early 2022

Amazon Web Services, Inc. (AWS), an Amazon.com company (NASDAQ: AMZN), today announced it will open an infrastructure region in Indonesia by the end of 2021 / early 2022. The new AWS Asia Pacific () Region will consist of three Availability Zones at launch, and will be AWS's ninth region in Asia Pacific, joining existing regions in Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapore, Sydney, Tokyo, and an upcoming region in  SAR. Currently, AWS provides 61 Availability Zones across 20 infrastructure regions worldwide, with another 12 Availability Zones across four AWS Regions in Bahrain, Hong Kong SAR, Italy, and South Africa expected to come online by the first half of 2020.

Amazon Press , April 3, 2019: AWS to Open New Region in Indonesia

Categories
Umum

Pesawat Baru Garuda Indonesia Boeing 777-300 ER

Bisa dikatakan saya sangat jarang menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Pertama, mungkin karena alasan harga yang sedikit lebih tinggi dibanding dengan maskapai penerbangan lainnya untuk rute yang sering saya ambil dalam perjalanan baik urusan yang kebanyakan terkait pekerjaan.

Walaupun memang, harga kadang bukan menjadi satu-satunya faktor. Tak jarang juga, saya lebih memilih ketika ada selisih beberapa ratus ribu dengan maskapai lainnya seperti Air Asia, atau — dan juga sebelumnya Batavia Air. Alasan utama karena kenyamanan. Cuma ya mungkin karena rute cuma pendek, jadi tidak begitu berpengaruh juga sih.

Perjalanan terjauh saya dengan Garuda adalah sewaktu saya ke Hong Kong dua tahun lalu. Perjalanan yang menyenangkan. Oh ya, pernah juga saya harus membatalkan salah satu penerbangan dari ke dengan menggunakan maskapai ini. Tapi, saat itu memang karena ada urusan pekerjaan mendadak, padahal saya sudah sempat melakukan check-in, dan sudah siap berangkat menuju .

Beberapa waktu lalu, sewaktu berselancar di YouTube, saya menemukan sebuah tentang baru milik maskapai penerbangan yang beroperasi sejak tahun 1949 ini. Pesawat buatan Boeing seri 777-300ER. Video ada dibawah ini:

Keren! Kalau ditanya apakah ingin mencoba terbang dengan pesawat ini, tentu saja ingin! Ya, tak ada salahnya sedikit berandai-andai. Siapa tahu satu saat terwujud. Tapi, sepertinya harapan agak mengecil setelah mengetahui bahwa pesawat seri ini di awal hanya akan melayani rute Jakarta-Jeddah. Dan, baru mulai beroperasi pada Juli 2013. Sebagai informasi juga, pesawat seri ini pertama kali dipesan oleh maskapai Air France.

Rute yang lain? Setelah direncanakan pesawat lainnya akan datang di akhir tahun 2013, ternyata rute yang lainnya adalah Sydney-Jakarta-London.

Ke Jeddah? Waduh, mau ngapain kesana. Kedua, Jakarta-London? Hmm… kok kayaknya London itu terlalu jauh ya… Dan, ada perlu apa ya kira-kira ke London? Well, walaupun ada keinginan kecil untuk satu saat ke Eropa, tapi kok kayaknya cukup jauh dari kenyataan ya. Hahaha!

Tambahan 4 Januari 2014: Informasi dari Bapak Wahyu (melalui kolom komentar) menyampaikan kalau untuk fleet ini ada juga yang terbang untuk rute Denpasar-Jakarta (-).

Categories
Umum

Cerita Perjalanan ke Malaysia (Hari Kedua dan Ketiga)

Tulisan ini adalah lanjutan dari cerita perjalan ke Malaysia sebelumnya.

Karena memang perjalanan ke awal Januari yang lalu memang untuk urusan pekerjaan, praktis saya tidak bisa menghabiskan waktu untuk jalan-jalan. Pertama, karena memang masih cukup buta dengan geografis di Malaysia. Alasan kedua, karena lebih kepada jadwal yang cukup padat.

Kosakata dan Bahasa

Dulu, ketika di , saya mengalami kendala dalam bahasa. Saya kira, menggunakan bahasa Inggris merupakan pilihan yang tepat saat itu. Tapi, alih-alih bisa berkomunikasi dengan lancar, saya (dan yang saya ajak bicara) lebih sering menggunakan bahasa isyarat. Bahkan, ketika di restoran cepat saji-pun sama saja. Ketika ke salah satu gerai Starbucks di Tung Chung (Hong Kong), saya memesan dengan cara langsung menunjuk ke menu yang terpampang di dinding.

Saya tidak dapat menangkap apa yang disampaikan, dan mungkin sebaliknya.

Namun, di Kuala Lumpur memang sedikit berbeda. Bahasa Inggris masih cukup “aman” untuk digunakan. Mungkin ini dibantu juga dengan logat Melayu dan pelafalan yang lebih jelas. Ketika terkait dengan urusan pekerjaan, komunikasi bisa dikatakan lancar tanpa ada masalah.

8436575229_62c406b2db_z

Ketika makan, hal yang kurang lebih sama juga terjadi. Ketika makan di semacam warung pinggir jalan, saya sempat saja nekat menggunakan bahasa — walaupun rada asal juga saya ucapkan dengan sedikit nada Melayu. Hasilnya? Tidak ada masalah. Ya, paling tidak komunikasi lancar.

Beberapa kali ketika misalnya dengan pengemudi taksi, saya berusaha mendengarkan rekan kerja saya yang berbincang dengan bahasa Melayu. Beberapa kosakata yang saya tidak mengerti awalnya. Nah, yang lebih susah adalah ketika saya mencoba memahami informasi yang tertulis di gedung, tempat makan, atau bahkan peta.

Categories
Umum

Cerita Perjalanan ke Malaysia (Hari Pertama)

Kalau mendengar kata , pikiran saya seringkali langsung tertuju kepada hubungan yang terasa kurang manis antara dengan Malaysia. Terutama ketika menyangkut , atau budaya. Kadang merasa kesal, tapi jujur saja lebih sering merasa tidak memedulikan. Tidak akan selesai kalau harus mencari siapa yang salah atau dipersalahkan, atau siapa yang benar.

Jadi, lebih sering isu seputar hubungan yang kurang harmonis tidak terlalu menyita perhatian saya.

Awal tahun ini, saya berkesempatan untuk mendatangi Malaysia, negeri jiran sahabat Indonesia. Kedatangan saya untuk kali pertama tersebut untuk urusan pekerjaan, jadi praktis jadwal dan agenda lebih banyak terkait pekerjaan, bukan liburan. Saya hanya menghabiskan 3 hari 2 malam disana. Tidak banyak waktu mengeksplorasi negara yang memiliki 13 negara bagian, dan 3 wilayah persekutuan tersebut. Dan, ini beberapa catatan dalam perjanan saya.

Terbang menuju Kuala Lumpur

Bersama dengan 4 orang rekan kerja, saya berangkat dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (CGK) dengan maskapai Air Asia pada pukul 06:25. Saya sendiri sudah tiba di lokasi sekitar pukul 05.30. Proses pemeriksaan dan pembayaran tax juga cukup cepat dan lancar.

Air Asia QZ8190 berangkat tepat waktu, tidak ada yang istimewa dalam perjalanan. Saya sendiri menghabiskan sebagian waktu dalam penerbangan untuk tidur — karena belum tidur sama sekali malamnya. Sekitar pukul 09:25 waktu Kuala Lumpur, pesawat mendarat di LCCT (Low Cost Carrier Terminal) (KUL).

Setelah sampai, saya dan rekan-rekan yang lain memutuskan untuk sarapan (atau lebih tepatnya makan siang). Pilihan jatuh ke Old Town White Coffee. Untuk pilihan menu, saya memilih Old Town Nasi Lemak dengan Ayam Goreng. Untuk minum, saya memilih segelas Teh Tarik.

Nasi Lemak with Fried Chicken
Nasi Lemak with Fried Chicken

Setelah selesai makan, akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan taksi ke kawasan Damansara Perdana di Petaling Jaya. Saat itu, saya memang tidak terlalu mencari informasi terlebih dahulu tentang lokasinya. Perkiraan perjalanan sekitar satu jam. Tujuannya sendiri adalah ke kantor rekanan. Biaya taksi sendiri — dengan harga dari counter taksi yang ada adalah RM 84.30.

Categories
Umum

Klarifikasi dan diskusi dengan pihak BCA seputar blokir Internet Banking

Malam ini, saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan pihak perwakilan seputar permasalahan saya seputar Banking BCA yang saya alami kemarin (Baca: Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus?). Walaupun sebenarnya permasalahan saya tersebut bisa dikatakan sudah selesai (Baca: Tindak lanjut permasalahan Internet Banking BCA yang terblokir dan beberapa catatan lain).

Namun, dari obrolan saya mendapatkan beberapa informasi yang ingin saya bagikan dan semoga bermanfaat jika mengalami permasalahan serupa. Atau, mungkin sebagai informasi awal jika permasalahan seperti yang saya alami muncul dikemudian hari.

Diskusi dengan pihak BCA

Sekitar pukul 17:51 WIB (22 Desember 2012) saya mendapatkan telpon dari pihak Halo BCA yang bermaksud menanyakan beberapa hal/keluhan yang saya sampaikan melalui . Dalam pembicaraan singkat tersebut, saya sampaikan juga bahwa permasalahan yang saya alami sudah selesai, dan saya sudah dapat mengakses akun Internet Banking BCA saya tanpa masalah.

Categories
General

Will Soekarno-Hatta (CGK) be on the top 10 busiest airports?

It might be.


Got the tweet from Daniel Giovanni (@qronoz), and I spent my time exploring the at about World's busiest airports by passenger traffic. Some interesting numbers there. According to the statistics in 2011, Soekarno-Hatta was ranked as the 12th busiest airport (by passanger traffic) in the world after International Airport and Denver International Airport. It's bussier than John F. Kennedy International Airport and Singapore Changi Airport.
Untitled
Still according to Wikipedia, “a passenger” is described as:

“someone who arrives in, departs from, or transfers through the airport on a given day”.

Seeing from the figure, I think Soekarno-Hatta might be on the top 10 list in 2012. Or, probably in 2013. Of course, there are some other factors involved, but let's look closer on some facts about Soekarno-Hatta airport:

  • Soekarno-Hatta began to operate in 1985. The current operator is PT Angkasa Pura II, anyway.
  • Currently, there are 3 terminals (Terminal 1, Terminal 2, and Terminal 3). According to the plan, Terminal 4 will be build in 2013. In total, there are 45 gates.
  • By passenger traffic, here are some statistics:
    • In 2008, it was ranked number 36
    • In 2009, it was ranked number 22
    • In 2010, it was ranked number 16
    • In 2011, it was ranked number 12 (19.3% change from the previous year, with the total passengers of 52,446,618). Compared to the other 29 airports on the list, Soekarno-Hatta had the biggest growth followed by Atatürk International Airport of Turkey (16.3%)

So, what do you think about the statistics in 2012?

Categories
Umum

Pengalaman Pembuatan Kartu ATM Pengganti di Bank BCA

Singkatnya, kemarin saya mendapatkan pelayanan yang baik dari Kantor Cabang Utama (KCU) Sudirman ketika melakukan pengurusan pembuatan kartu baru. Semua proses berlangsung dengan cepat, dan petugas layanan nasabah membantu semua prosesnya. Terima kasih !

Saya lupa tepatnya kapan saya kehilangan buku tabungan saya. Yang pasti, sudah lama. Atau mungkin, sudah sangat lama. Jadi praktis saya hanya mengandalkan kartu ATM saya. Oh ya, untuk transaksi , saya menggunakan ATM dari Bank BCA. Saya sendiri menjadi nasabah bank ini cukup lama. Kurang tahu kapan tepatnya, tapi kalau tidak salah sekitar awal tahun 2001/2002. Sudah pernah juga mengalami kejadian kehilangan kartu ATM.

Nah, karena sudah cukup lama, jadi memang dari sisi bentuk kartu bisa dikatakan sudah jauh dari bagus. Warna sudah mulai pudar, dan bahkan lapisan plastik di kartu juga sudah mulai mengelupas. Ya, walaupun jelek kartu tersebut pernah juga kok digunakan untuk penarikan tunai di Hong Kong beberapa bulan yang lalu.

Oke, abaikan kalimat terakhir diatas. Tidak terlalu ada hubungannya dengan inti tulisan ini.

Categories
Umum

Hal-hal seputar merokok di Hong Kong

Bukan, saya tidak sehebat itu ke hanya untuk merokok. Intinya adalah saya perokok dan saya melihat cukup banyak tanda larangan merokok di Hong Kong ketika saya mengikuti acara nonton bareng Transformers 3 di Hong Kong awal bulan ini. Saya masih ingat tanda larangan merokok pertama yang saya lihat adalah di luar pintu internasional Hong Kong, ketika menunggu bis jemputan yang akan membawa rombongan ke hotel.

Dan — untuk menambah efek dramatis — saya tidak membawa rokok satu batangpun dari . Alasannya sederhana: lupa. Jadi sebelum cerita lebih lengkap lagi, saya mau berterima kasih dulu kepada teman-teman yang sudah rela berbagi rokok selama disana. Hahaha! Eh, tapi akhirnya saya beli rokok sendiri kok, ketika berada di Tung Chung, setelah meninggalkan Disneyland Hong Kong. Harga sekotak rokok yang saya beli adalah HK$ 45, atau sekitar Rp 50.000,–. Harga rokok paling mahal yang pernah saya beli. Saat itu saya beli rokok ESSE, karena tidak menemukan rokok khas . Dan, sampai di Jakarta, sebungkus rokok ini juga belum habis.

Categories
Umum

Melihat Hong Kong

Ketika mengikuti acara Friday Movie Mania yang diadakan oleh simPATI awal bulan Juli ini, terus terang diawal saya tidak tahu banyak tentang . Bahkan, bisa dikatakan saya tidak mencoba mencari tahu tentang Hong Kong sebelum keberangkatan. Ya, paling tidak perjalanan kali ini bisa dikatakan lebih santai — terlepas dari jadwal yang sebenarnya lumayan padat. Saya menganggap lebih santai karena hal-hal terkait dengan perjalanan sudah disiapkan oleh penyelenggara.

Kesan Pertama tentang Hong Kong

Acara nonton bareng Transformers 3 yang menjadi agenda utama diadakan di hari kedua. Agenda lain adalah mengunjungi beberapa tempat yang ada di Hong Kong, dan termasuk acara bebas yang lebih banyak dimanfaatkan untuk berjalan-jalan melihat beberapa tempat disekitar penginatap di daerah Causeway Bay.

Ketika menginjakkan kaki di Hong Kong International , kesan pertama yang saya lihat adalah Hong Kong itu tertib dan bersih. Arsitektur misalnya. Walaupun waktu itu bandara sudah cukup sepi, tapi saya merasakah kesan yang nyaman. Lampu masih menyala dengan cukup terang, tidak terkesan suram.

Saya perokok, dan melihat tanda larangan merokok — termasuk denda larangan merokok sempat membuat nyali ciut juga.

Ya, 5.000 Hong Kong Dollar (sekitar 5,5 juta rupiah) adalah denda maksimum yang akan dihadiahkan untuk pelanggar aturan ini. Saya tidak mencari info lebih lanjut tentang ini. Pokoknya, jangan merokok sembarangan. Dan, satu hal yang lebih penting: saya tidak berkeinginan untuk mencobai mekanisme membayar denda. :D

Categories
Umum

Jalan-jalan dan Nonton Bareng Transformers 3 di Hong Kong Bersama simPATI

Minggu lalu, tanggal 7-10 Juli 2011, saya berkesempatan untuk ikut jalan-jalan ke Hong Kong dalam rangkaian acara nonton bareng Transformers 3: Dark of the Moon. Acara ini diadakan oleh simPATI dengan mengajak beberapa narablog, jurnalis, pemenang kuis, termasuk juga beberapa pengguna . Tulisan ini adalah tulisan pertama, dan saya akan coba sampaikan secara garis besar cerita perjalanan saya ke .

Dan, walaupun perjalanan disponsori oleh simPATI, saya akan coba tulisan dengan subyektif menurut apa yang saya temui selama disana. :)

5934373156_248cdd6f35_b

Perjalanan ke Hong Kong

Perjalanan ke Hong Kong dimulai dari Soekarno-Hatta, , tepatnya dari Terminal 2E. Saya sudah kenal dengan beberapa orang yang ikut dalam rombongan, tapi lebih banyak yang belum kenal. Jadi kesempatan ini juga sekaligus menambah kenalan baru. Setelah mendapatkan informasi singkat tentang keberangkatan, akhirnya rombongan bergerak menuju ke ruang tunggu bandara.

Categories
General

The Ritz-Carlton, Hong Kong: World's highest hotel

The Ritz-Carlton, Hong Kong is the tallest hotel in the world and was opened on March 29, 2011. This hotel is located at the very top of the International Commerce Centre (ICC) in , occupying floors 102 to 118. It has 312 rooms and about the rates: starting at $750 US per night (for a deluxe room) and $12,505 for presidential suite per night.
Here are some pictures of the building and hotel area:



source: CNNGo.com and International Commerce Center.

Categories
General

Amazon CloudFront has an edge location in Singapore

Today, I got an from Amazon informing about new location of . Now, it has a new location in Singapore. Previously, Amazon only has its CloudFront located in Tokyo and Hongkong. Here's the news delivered in the email:

Starting immediately, Amazon CloudFront will begin using the Singapore edge location for requests for your content. There's no need for you to change anything in order for this to happen — Amazon CloudFront will automatically route requests for your content to the Singapore location when it's appropriate to do so. Prices for content delivered from the Singapore location are the same as prices for content delivered from ; you can see these at http://aws.amazon.com/cloudfront.

Is it a good news? Of course! About the prices, content delivered from Singapore location has the same prices like from Hongkong: $0.190 per GB — first 10 TB / month transfer out and $0.012 per 10,000 GET requests. Compared with Europe or US prices, it's a little bit higher ($0.150 per GB – first 10TB / month data transfer out). But still, the price is still reasonable.