Google baru saja merilis logo baru untuk layanan Gmail, untuk lebih selaras dengan layanan lain yang sudah memiliki logo baru terlebih dahulu seperti Google Maps, Google Foto, dan juga Google Chrome. Ini juga sekaligus (hampir) bersamaan dengan perubahan merek G Suite (gsuite.google.com) menjadi Google Workspace (workspace.google.com).
Saya tidak tahu kapan persisnya fitur ini tersedia baik di Android ataupun di iPadOS. Pengaturan aplikasi di ponsel dan iPad saya memang saya atur supaya auto-update.
Disney+ Hotstar, Android, iPadOS dan Chromecast
Ikon Chromecast sudah terlihat, jadi tinggal ketuk saja dan pilih piranti mana yang akan memutar. Dalam gambar dibawah, ada tulisan “TV YouTube”, ini karena piranti TV saya saya beri nama… TV, dan saat saya buat tangkapan layar sedang memutar YouTube.
Kalau saya “Cast”, otomatis YouTube di TV akan terhenti dan digantikan dengan apa yang sedang saya putar di aplikasi Disney+ Hotstar.
Untuk di iPad, juga sudah terlihat bahwa bisa diputar di TV melalui Chromecast. Untuk iOS, saya rasa juga akan sama.
Ketika di bulan Agustus 2020 lalu, Telkomsel menawarkan promosi tarif spesial untuk layanan Disney+ Hotstar, saya memutuskan untuk menggunakan promosi tersebut. Walaupun, saya tidak terlalu memiliki ekspektasi terlalu tinggi akan bagaimana nantinya.
Rp30.000 untuk menikmati layanan ini selama 3 (tiga) bulan sampai Desember 2020 sepertinya tak ada salahnya dicoba. Apalagi, karena sudah tidak berlangganan Netflix, saya mengandalkan YouTube untuk sekadar menonton hiburan.
Walaupun sudah sekitar 4 tahun lalu Chromecast ini saya beli, tapi sampai sekarang bisa dikatakan tidak ada masalah. YouTube dan (dulunya) Netflix juga bisa dinikmati dengan mudah di TV melalui Chromecast.
Tapi, tidak untuk Disney+ Hotstar ini. Saya tidak menemukan tombol secara langsung untuk meng-cast seperti YouTube atau Netflix. Agak kurang maksimal saja mungkin pengalaman menonton kalau hanya dapat dinikmati di perangkat bergerak seperti ponsel atau tablet.
Padahal, ketika awalnya saya login di iPad saya, dan saya “terdeteksi” di India, saya sempat melihat gambar ikon untuk “cast” ke Chromecast seperti yang biasa saya lihat di YouTube atau Netflix, seperti terlihat dalam gambar di bawah (pojok kanan atas).
Karena melalui ponsel dan tablet juga gagal, saya coba mengggunakan Google Chrome melalui alamat https://www.hotstar.com/id. Google Chrome sendiri sudah memiliki fungsi untuk “cast” melalui Chromecast. Tapi, ini sedikit berbeda karena dengan cara ini, sebenarnya kita me-mirror sebuah tab di peramban Google Chrome.
Tapi, cara ini cukup berhasil, walaupun bukan yang paling nyaman. Caranya cukup mudah:
Buka situs Disney+ Hotstar melalui peramban Google Chome
Dari menu opsi di Google Chrome, pilih Cast
Pilih ke piranti mana yang ingin dituju untuk menampilkan konten dalam tab peramban.
Given this progress, and in collaboration with several of our technology partners — including Apple, Facebook, Google, Microsoft and Mozilla — Adobe is planning to end-of-life Flash. Specifically, we will stop updating and distributing the Flash Player at the end of 2020 and encourage content creators to migrate any existing Flash content to these new open formats.
Ternyata beberapa waktu lalu, ada situs yang masih membutuhkan Adobe Flash Player di halaman otentikasinya. Beruntung, masih bisa instal Flash dan melakukan otentikasi.
I know that it’s been a long time since Google introduced Chromecast. This week, I decided to get my Google Chromecast (2015) for my SONY TV. The setup was easy within minutes. I haven’t installed many apps, but casting YouTube videos from my Android phone, or iPad was super easy. At least, it’s wireless now.
Hari ini (Minggu, 3 Februari 2013) saya bermaksud melakukan pembelian pulsa melalui internet banking BCA. Salah satu aktivitas transaksi yang cukup rutin saya lakukan. Beberapa catatan terkait transaksi saya sebelumnya seperti dibawah ini. Semoga ini bisa memberikan tambahan informasi bagi kasus saya (termasuk penyelesaiannya).
Transaksi melalui internet banking terakhir pada 27 Januari 2013, pukul 22:08 WIB.
Transaksi berhasil, dengan menggunakan peramban Google Chrome.
Saya login berhasil tanpa masalah dengan peramban yang sama, yaitu Google Chrome. Ketika saya ingin melanjutkan transaksi, saya diminta untuk memasukkan kode APPLI 2. Saya masukkan setelah mengecek dengan benar nomor ponsel saya, besar nilai pulsa yang ingin saya beli, dan nomor yang diberikan untuk saya masukkan dalam KeyBCA saya.
Percobaan pertama gagal. Saya coba lagi, dan gagal lagi. Saya sangat yakin bahwa angka yang saya masukkan adalah benar. Percobaan ketiga, gagal lagi, dan saya mendapati pesan bahwa terjadi pemblokiran. Ya, hal lazim yang mungkin menjadi salah satu antisipasi terkait dengan keamanan transaksi perbankan.
Kesal? Tentu saja!
Saya tidak langsung menelpon Halo BCA. Saya yakin bahwa nantinya akan dilakukan reset/pembukaan blokir, dan kemudian saya hanya perlu untuk melakukan registrasi internet banking kembali melalui mesin ATM. Itu saja.
Sekitar pukul 20:10, saya akhirnya coba untuk menelpon Halo BCA melalui ponsel. Telepon pertama saya mendapatkan respon kalau layanan nasabah sedang sibuk. Akhirnya saya coba kembali beberapa menit kemudian.
Setelah melakukan standar verifikasi data nasabah, saya dibantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan, seperti yang saya duga. Akhirnya saya sempat menginformasikan dan menanyakan beberapa hal tentang kemungkinan terjadinya pemblokiran tersebut. Beberapa informasi dari layanan nasabah Halo BCA diantaranya:
Saya salah memasukkan respon KeyBCA. — Saya tidak terlalu berargumen, karena saya yakin bahwa saya memasukkan dengan benar.
Koneksi internet yang lambat — Ini juga. Koneksi saya sangat lancar. Saya tidak sedang menggunakan koneksi untuk melakukan transaksi data yang lain (unduh ataupun unggah berkas).
Token KeyBCA jarang digunakan — Ini juga sepertinya tidak. Saya tidak tahu definisi “jarang” ini berapa lama. Yang pasti, transaksi sebelumnya masih sekitar 1 minggu.
Saya juga sempat mendapatkan informasi tambahan seputar hal yang mungkin bisa dilakukan untuk menghindari pemblokiran karena kesalahan (atau dianggap salah) ketika memasukkan respon KeyBCA.
Jadi, jika salah (atau dianggap salah dan muncul pesan kesalahan) memasukkan respon KeyBCA, jangan sampai mencoba kembali 3 (tiga) kali berturut-turut. Jadi, lebih baik coba untuk keluar (Logout), untuk kemudian masuk kembali. Sehingga, tidak dihitung dalam satu sesi input berurutan.
Sedikit catatan, mungkin sudah banyak yang tahu juga kalau ada beberapa fungsi dalam halaman situs internet banking BCA yang tidak berjalan dengan baik di beberapa peramban. Misalnya, ketika memilih dropdown select pada saat transaksi e-commerce. Jadi, kadang memang saya harus memakai peramban yang sesuai. Kapan permasalahan ini akan diperbaiki, saya tidak tahu.
Masalah saya tersebut sudah terselesaikan. Lagi-lagi, sekarang aktivasi ada di tangan saya. Ya, ke mesin ATM lagi.
Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya dengan judul ‘Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus?‘. Apa yang saya tuliskan sebagai tambahan informasi, dan semoga dapat memberikan tambahan informasi (bagi yang membutuhkan).
Karena sudah larut malam, saya memutuskan untuk melakukan pendaftaran ulang Internet Banking BCA hari ini (22 Desember 2012) melalui ATM yang tidak jauh dari rumah. Saat saya menuliskan artikel ini, akses ke Internet Banking BCA sudah normal kembali. ID KlikBCA, catatan nomor rekening tujuan yang tersimpan juga masih ada seperti semula.
Pagi harinya, sebelum melakukan pendaftaran ulang kembali, saya sempatkan untuk mencoba login menggunakan ID KlikBCA saya yang lainnya. Kebetulan saya punya dua buah ID KlikBCA, dengan menggunakan satu buah token KeyBCA. Login berhasil tanpa masalah.
Setelah menuliskan cerita yang semoga cukup mendetail, saya mencoba untuk mencari informasi lebih lanjut apakah hanya saya saja yang mengalami kejadian ini. Ternyata ada beberapa nasabah — saya memang hanya pantau melalui jejaring sosial Twitter dan Facebook — yang mengalami kejadian serupa. Beberapa diskusi dan informasi saya rangkum di Chirpstory dan juga terjadi di Facebook. Ada juga yang membagikan ceritanya melalui kolom komentar di artikel sebelumnya.
Twitter menjadi salah satu kanal saya berinteraksi dengan pihak BCA melalui akun @HaloBCA. Walaupun memang layanan jejaring sosial tidak dapat sepenuhnya menjadi medium untuk penyelesaian masalah. Hal-hal privasi dan standar keamanan (validasi data nasabah, verifikasi rekening, dan lain-lain) menjadi pertimbangan tersendiri untuk penyelesaian masalah melalui misalnya call center atau langsung ke kantor cabang.
Sore tadi, saya coba login ke Internet Banking BCA di kantor. Dan, entah kenapa tidak bisa login dengan pesan untuk menghubungi layanan konsumen BCA. Saya pikir mungkin sistem sedang tidak berjalan normal, jadi saya tunggu terlebih dahulu. Beberapa jam kemudian, saya coba lagi dan mendapatkan pesan yang sama.
Dalam perjalanan pulang dari kantor, saya sempatkan akses dari ponsel — yang memang aktivitas yang saya kadang lakukan. Tetap tidak bisa login juga. Ketika saya sampai rumah, saya coba lagi, dan tetap tidak bisa masuk. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon layanan konsumen Halo BCA melalui ponsel ke nomor 021-500888. Sebelum melanjutkan, berikut aktivitas/kondisi yang mungkin nantinya bisa menjadi gambaran kejadiannya.
Saya hanya mengakses KlikBCA melalui laptop saya satu-satunya — sebuah MacBook Pro.
Kadang, saya mengakses KlikBCA versi mobile melalui ponsel. Dan selalu menggunakan iPhone. Saya tidak pernah melakukan login melalui aplikasi Mobile BCA atau melakukan transaksi melalui mobile banking atau SMS banking.
Saya paham tentang https://ibank.klikbca.com dan https://m.klikbca.com
Saya selalu buka situs melalui peramban Google Chrome atau kadang Safari, dan kedua peramban tersebut selalu dalam versi terbaru.
Token KeyBCA saya selalu saya pegang
Saya ingat dengan sangat nomor PIN ATM dan PIN Internet Banking saya
Kartu ATM saya (dua buah) selalu saya pegang dan tidak saya pindah tangankan ke siapapun
Transaksi terakhir melalui Internet Banking saya lakukan pada tanggal 20 Desember 2012 pukul 16:49:46 untuk melakukan pembelian pulsa. Dan, transaksi tersebut berhasil tanpa masalah.
Setelah menunggu dari layanan BCA, saya akhirnya terhubung dengan salah satu Customer Service Officer (CSO). Ya, saya sedikit banyak paham tentang bagaimana model Call Center seperti ini. Saya jelaskan situasinya, dan mengkonfirmasi validitas data saya terlebih dahulu. Saya paham bahwa ini adalah prosedur standar yang harus dilakukan.
Ketika saya tanyakan permasalahan saya, saya mendapatkan jawaban bahwa: Akses/rekening BCA saya diblokir karena terindikasi adanya virus di komputer, dan pemblokiran dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Sekali lagi: Karena komputer yang saya gunakan terindikasi terkena virus. Heran? Iya. Bingung? Banget.
Saya sempat memberikan argumen bahwa kecil kemungkinan kalau komputer saya — saya menyebutnya dengan laptop — terkena virus. Saya jelaskan pula kalau saya mengakses situs hanya dari laptop saya tersebut. Jelas saya tidak puas atas jawabannya. CSO tetap memberikan informasi dan argumen bahwa saya harus meng-update antivirus yang ada di PC — ya selalu digunakan kata PC. Saya jelaskan lagi kalau saya pakai MacBook, dan saya tanya balik tentang antivirus yang harus saya gunakan apa. Dan saya tidak mendapatkan jawaban.
Saya tidak ingin berargumentasi lebih panjang lagi seputar hal ini, karena saya yakin jawabannya hanya akan sama dan berputar-putar lagi. Saya diberitahu lagi seputar tips keamanan dan bahwa harus berhati-hati tentang adanya virus. Saya tetap bersikukuh bahwa tidak ada yang salah dengan aktivitas saya.
Saya tanyakan untuk berikutnya apa yang harus saya lakukan dan bagaimana untuk memecahkan permasalahan utama saya tersebut. Akhirnya saya dibantu untuk melakukan me-release akses. Dan, masih terkait dengan virus bahkan saya direkomendasikan untuk memformat ulang PC saya. DUH!
Saya juga diberitahu/disarankan untuk memeriksa daftar tujuan pembayaran kalau misalnya ada daftar rekening tujuan yang sekiranya tidak dikenal untuk bisa dihapus terlebih dahulu. Seingat saya, untuk menambahkan daftar rekening tujuan harus menggunakan KeyBCA. Lha?
Sekarang, internet banking saya terblokir. Saya diminta untuk melakukan registrasi ulang ke ATM BCA terdekat, sama seperti awal dulu. Satu hal yang pasti, saya masih penasaran dengan kejadian ini. Ya, saya nasabah yang sedang sial.
Ada yang mengalami kejadian serupa?
[Update 22 Desember 2012 pukul 10:52]
Oh ya, saya sendiri memiliki dua rekening BCA tapi hanya salah satu yang sering saya gunakan. Keduanya terhubung melalui token BCA yang sama dan selalu saya mengakses internet banking dari laptop yang sama.
Baru saja saya coba login ke internet banking BCA dengan menggunakan ID rekening kedua (dari laptop yang sama), dan dapat masuk dengan baik tanpa masalah. Jadi, saat ini yang mengalami permasalahan adalah untuk ID KlikBCA dengan nomor rekening utama.
Pujiono shared a wishlist to have Google Plus‘ header displayed in sticky style. Since Google does not offer this feature, can we have this feature using a simple trick? The answer is: yes.
There is a small extension of User Styles called ‘Google Plus Sticky Common Header’. I have applied this simple style to my browsers (I currently use Mozilla Firefox and Google Chrome), and it works really well. If you want to install it, first you need to get the extension.
Yesterday, Firefox 4 was launched and lots of people — including me — are happy now. I heard about Firefox 4 features during last year Pesta Blogger in Jakarta. At that time, Mozilla Indonesia brought some people from the team (including the developer) to share some knowledge what could be expected from Mozilla Firefox 4. I was impressed with some features, even some features were already shipped with browser like Google Chrome. It was like, “Okey, that’s cool. But, {name one of the browsers here} already has that (feature)”.
After that, I have Firefox 4 Beta releases installed on my MacBook Pro. I had two version of Firefox browsers installed so I could jump between them when I want to see some changes. Everything was running great, including the upgrade processes. I haven’t found any problems so far. When I joined the Firefox 4 Twitter Party, I was happy. Yahya Kurniawan's Twitter avatar
But, is everyone happy? No. Yahya Kurniawan, a friend from Jogjakarta, didn’t have his Firefox 4 run well. The issue was on the graphic drivers. Everything was fine — he had some browsers installed, anyway — until he had Firefox 4 installed. He’s still upset, I think. :)
Yes, Firefox confirmed that there are some bugs:
Firefox 4 automatically disables the hardware acceleration and WebGL features if the graphics driver on your system has bugs that cause Firefox to crash. You still get all the other benefits of Firefox 4, of course, just not the newest graphics features. But for best results, you need an up-to-date graphics driver that fixes those bugs.
Google Chrome offers another type of window/browsing mode called “incognito mode”. When we’re using Google Chrome in incognito mode page information (website addresses, downloaded files will not be stored/logged in our browsing and download histories. And, when we close the “incognito window”, all new cookies will be deleted right away.
In simple definition, it means we can use incognito for more private browsing. It’s about information on your side, not server’s. If the server logs your data (IP address, user agents, etc), your data will be recorded.
But, I don’t regularly — well, almost never — use it. My main reason is because I’m using Google Chrome — and other browsers — in a private computer. And, sometime browsing histories are useful. The download histories, too.
I only visit web browsers’ sites when I want to download — sometime, I don’t even have to go to their sites to get updates — or, only when someone/something refers me to an address in those sites. Those are some possibilities. Their websites have beautiful designs, and sometime can be a great inspiration. :)
So, here are some screenshots. I like their designs as inspirations. Not in a particular order:
When I heard about Google Chrome, I downloaded right away. Even now I have it installed, but I do not use it for daily work. Mozilla Firefox and Opera are still on my top list.
If you’re using Chrome and you want to have different looks, there are some Google Chrome themes available to download. I haven’t tried to install a theme yet. Maybe later. Anyway, if you want to use some other themes, do not forget to install XChrome. What is XChrome?
XChrome is a theme manager for Googles Chrome browser, it allows users to install a skin in seconds without having to move default.dll around and it allows you to view the author and various other details before installing.
XChrome also allows users who do not have XChrome install to install themes by double clicking the themes .exe file, they are prompted to install the theme, they agree the theme is copied to Chromes Default.dll
Greasemetal is a userscript runtime for Google Chrome. The runtime hosts userscripts (tiny javascript files that modify the webpages being displayed) to be executed on Google Chrome, similar to what Greasemonkey does for Mozilla Firefox, or Greasekit does for Safari.