Categories
General

BlackBerry will focus on software

BlackBerry will stop designing its own phones and focus on software

“The company plans to end all internal hardware development and will outsource that function to partners,” CEO John Chen said in a statement. “This allows us to reduce capital requirements and enhance return on invested capital.”

Categories
General

BlackBerry may exit smartphone business

BlackBerry makes $670m loss as it considers smartphone exit.

For the three months to end of May, the company reported a $670m (£450m) loss, compared to a $73m profit a year earlier and and a $256m loss in the previous quarter. Although much of the loss was down to restructuring charges, sales also fell to $400m, down 39pc on a year earlier. … BlackBerry has said it will decide whether to stop making phones for good by September.

Categories
Umum

Video Perkenalan BlackBerry PRIV

BlackBerry memperkenalkan BlackBerry Priv sebagai ponsel BlackBerry pertama yang menggunakan sistem operasi Android.

Categories
General

BlackBerry may put Android system on new device

BlackBerry may put Android system on new device — “The sources, who asked not to be named as they have not been authorized to discuss the matter publicly, said the move to use Android is part of BlackBerry’s strategy to pivot to focus on software and device management. BlackBerry, which once dominated smartphone sales, now has a market share of less than 1 percent.”

Categories
Umum

Ulasan Windows Phone 8 dan Aplikasi pada Ponsel Lumia

Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang ponsel Lumia 535. Sebelum saya menuliskan artikel tersebut, saya sudah mencoba menggunakan ponsel (beserta dengan sistem operasi Windows Phone) walaupun belum dalam frekuensi sehari-hari. Selanjutnya, dalam waktu sekitar satu minggu terakhir, saya mencoba untuk menggunakannya dalam keseharian saya. Jadi, saya ingin mencoba ‘memberi kesempatan’ kepada ponsel Lumia (atau sistem operasi Windows Phone) ini untuk menjawab kebutuhan saya.

lma19735091275091725

Artinya, saya mencoba melakukan aktivitas rutin saya — yang biasanya saya lakukan di ponsel Android, iPhone dan iPad — di ponsel Lumia. Walaupun secara spesifik saya menggunakan Lumia 535 dalam tulisan ini, namun secara keseluruhan — koreksi jika saya salah — saya rasa saya bisa saja mendapatkan pengalaman yang sama ketika menggunakan jenis ponsel dari seri keluaran lain, sepanjang ponsel tersebut menggunakan sistem operasi Windows Phone.

Tulisan berikut berdasarkan versi Sistem Operasi Windows Phone 8.10.14226.359, versi Firmware 02055.00000.14511.22002.

Layar (yang mungkin terlalu) sensitif

Baik ketika saya menggunakan iPhone atau ponsel OPPO R819, saya tidak mengalami terlalu banyak perbedaan tentang sensitifitas layar. Gesture yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik dan hampir tidak mengalami perbedaan berarti. Namun, ketika saya menggunakan ponsel Lumia, saya sering mengalami bahwa layar terlalu sensitif. Ketika saya swipe/scroll, saya sering mengalami bahwa gesture terbaca sebagai ‘tap’. Saya sebenarnya ingin scroll, namun sering kali malah membuka aplikasi. Dan, ini seringkali terjadi.

Email/surel (surat elektronik), Kalender, dan Kontak

wp_ss_20141125_0003

Secara prinsip, surel dapat dipergunakan dengan cukup baik, dalam pengertian bahwa seluruh surel saya baca melalui ponsel. Saya mencoba untuk menambahkan beberapa akun surel seperti Gmail, Yahoo Mail, Outlook, dan email kantor, semua dapat berjalan dengan baik.

Untuk kalender, saya menggunakan Google Calendar sebagai layanan utama untuk mengatur kalender/agenda. Dan, untuk kontak, saya menjadikan layanan Google (melalui Gmail) untuk pengelolaan kontak. Seluruh kontak saya dapat saya impor tanpa masalah.

Untuk kalender dan surel, saya harus berneogisasi dengan diri saya sendiri terutama pada bagaimana keseluruhan experience. Kalau fokusnya adalah bahwa informasi bisa saya dapatkan melalui ponsel Lumia, hal ini sudah terjawab.

Namun, bagaimana terkait dengan tampilan, pengalaman pengguna dan antar muka? Ini memang preferensi yang sangat personal. Tapi, saya harus bilang bahwa saya tidak terlalu menikmati untuk bekerja dengan surel dan kalender di ponsel Lumia saya.

Aplikasi Bertukar Pesan (Messaging)

Untuk bertukar pesan pendek, saya sudah hampir tidak pernah menggunakan SMS. Aplikasi utama yang sering saya pakai — diantara begitu banyak pilihan aplikasi chatting — adalah WhatsApp dan Telegram. Untunglah kedua aplikasi tersebut tersedia untuk Windows Phone.

Aplikasi WhatsApp di Microsoft Lumia (Windows Phone)
Aplikasi WhatsApp di Microsoft Lumia (Windows Phone)

(Tautan: WhatsApp untuk Windows Phone, Telegram untuk Windows Phone).

WhatsApp dan Telegram secara prinsip dapat berjalan dengan cukup baik secara performa. Dan, penting bagi saya karena kedua aplikasi tersebut dikembangkan resmi oleh penyedia layanan. Kadang, saya juga menggunakan Skype dan juga Blackberry Messenger. Saya tidak menggunakan Google Hangouts di Windows Phone, karena aplikasi resmi tidak bisa saya temukan. Dan,saya memang agak jarang menggunakannya — karena tidak banyak rekan dalam kontak saya yang menggunakannya secara aktif (dibandingkan dengan yang ada di WhatsApp atau Telegram).

Papan Ketik yang terlalu besar

Ini memang masalah selera, namun, menurut saya papan ketik (keyboard) yang dimiliki oleh ponsel Lumia ini memakan terlalu banyak area layar. Dan, secara pribadi saya sendiri kurang nyaman dengan kondisi ini.

Dukungan/pilihan aplikasi

Ponsel saat ini banyak sekali digunakan untuk kebutuhan yang bermacam-macam. Saya sendiri selain untuk keperluan pekerjaan, juga memanfaatkan ponsel untuk berinteraksi (melalui aplikasi bertukar pesan), ataupun menggunakan layanan media sosial untuk berbagi informasi, gambar, dan aktivitas lainnya.

Saya memiliki harapan untuk dapat tetap menggunakan aplikasi sehari-hari yang saya pakai walaupun saya berpindah ponsel (dengan sistem operasi berbeda). Hampir semua yang saya lakukan di iPhone dapat saya lakukan di Android — dan juga sebaliknya — walaupun dengan tampilan antar muka yang sedikit berbeda. Namun, secara umum saya mendapatkan pengalaman yang hampir sama.

Hal ini yang tidak bisa saya dapatkan melalui Windows Phone di ponsel Lumia saya. Kalaupun ada aplikasi sejenis, baik yang dikembangkan oleh penyedia layanan atau oleh pengembang lain, tetap saja secara keseluruhan saya kurang menikmati tampilan, disain, dan pengalaman aplikasi yang ditawarkan.

Di akhir tahun 2014, VentureBeat merilis tentang bagaimana aplikasi yang dikembangkan oleh masing-masing sistem operasi untuk perangkat bergerak. Dalam hal ini bagaimana aplikasi yang dibuat oleh Apple (iOS), Google (Android), dan Microsoft (Windows Phone) dan ketersediaannya di masing-masing pasar aplikasi.

Aplikasi Google, Apple, and Microsoft di sistem operasi bergerakDari grafik diatas, Microsoft memang cukup banyak menyediakan aplikasi buatannya untuk tersedia di sistem operasi lain. Tentu saja, di Windows Phone Store, Microsoft menjadi rajanya.  Bahkan, di Apple App Store, Microsoft justru memiliki aplikasi yang lebih banyak dibandingkan kompetitornya.

Namun, ini tidak sebaliknya. Secara aplikasi memang Microsoft memiliki jumlah yang banyak. Tapi, Apple dan Google sepertinya justru tidak tertarik untuk mendistribusikan aplikasi mereka (atau membuatnya tersedia) untuk Windows Phone.

Apple sendiri justru di Apple App Store hanya memiliki sedikit aplikasi. Tapi, sistem operasi, distribusi/penjualan ponsel menjadi magnet sendiri bagi para pengembang aplikasi atau perusahaan untuk membuat aplikasi tersedia disana.

Penutup

Setelah mencoba dalam penggunaan sehari-hari, serta menyesuaikan dengan kondisi sehari-hari bagaimana saya memanfaatkan sebuah ponsel, saya merasa bahwa untuk saat ini ponsel Lumia — dalam hal ini Microsoft Lumia 535 — kurang cocok untuk saya. Secara hardware, Microsoft Lumia 535 ini menurut saya cukup baik, namun terkait dengan aplikasi pendukung, banyak kebutuhan yang belum terjawab — bagi saya untuk penggunaan sehari-hari.

Catatan: Jika harus memilih salah satu aplikasi yang paling bagus (dan karena hanya tersedia di Windows Phone), saya tetap merasa MixRadio adalah aplikasi terbaik.

Categories
Umum

Ulasan Ponsel Microsoft Lumia 535 Dual SIM

Microsoft, sebagai perusahaan yang mengakuisisi Nokia, mengeluarkan produk ponsel pertama yang menghilangkan identitas “Nokia”, yaitu Microsoft Lumia 535. Jadi, tidak perlu bingung mengapa dulu ada istilah ‘Nokia Lumia’, namun nama Lumia sendiri sekarang tidak disandingkan dengan ‘Nokia’.

Microsoft Lumia 535

Pertengahan Desember 2014 ini, saya memutuskan untuk membeli Lumia 535. Produk Lumia 535 ini saya beli melalui pre-order di Blibli dan saat itu saya mendapatkan penawaran harga sekitar Rp 1.250.000,00 (pembayaran menggunakan kartu kredit). Saya memang cukup lama tidak menggunakan produk Nokia Lumia/Microsoft (sekarang Microsoft Lumia). Sehari-hari, saya sendiri menggunakan produk Apple (iPhone 5, iPad 3, dan MacBook Pro 15″ Retina Display), dan juga OPPO (OPPO R819). Jadi, secara sistem operasi di ponsel, saya sehari-hari menggunakan iOS dan Android.

Spesifikasi dan Disain

Untuk spesifikasi, saya tidak akan terlalu membahasnya disini. Ulasan lengkap tentang spesifikasi teknis Lumia 535 bisa dilihat langsung di situs Microsoft. Beberapa informasi singkat tentang spesifikasi dasar yang mungkin perlu dilihat adalah:

  • Mendukung dual SIM
  • Ukuran layar 5 inchi
  • Sistem operasi: Windows Phone 8.1 (Lumia Denim)
  • Kamera utama dan kamera depan dengan resolusi 5 MP
  • Dimensi: panjang: 140,2 mm, lebar: 72,4 mm, tebal: 8,8 mm, dan berat: 146 gram
  • Resolusi layar: qHD (960 x 540)
  • RAM: 1 GB
  • Memory internal: 8 GB. Dapat ditambah dengan MicroSD sampai dengan 128 GB.

Pilihan warna cukup beragam sesuai dengan selera yaitu hitam, putih, oranye, hijau, dan biru. Saya sendiri memilih warna oranye. Untuk finishing material casing adalah dengan finishing glossy. Secara disain, saya menyukainya. Walaupun dari sisi ukuran bukanlah yang paling kecil, dan paling tipis, namun secara keseluruhan dari sisi disain tidak mengecewakan. Paling tidak, masih cukup nyaman untuk dipegang dengan satu tangan. Untuk yang berjari agak pendek, mungkin akan terasa agak kurang nyaman dengan dimensi yang ditawarkan.

Categories
Umum

Mengatur penyimpanan berkas di laptop

Salah satu kebiasaan saya terkait dengan penyimpanan berkas (di komputer)  adalah bahwa saya jarang menghapusnya. Saya — dan mungkin banyak orang juga — melakukan penyimpanan di beragam layanan atau metoda  yang umum. Misalnya foto disimpan di layanan seperti Flickr, Instagram, atau bahkan Facebook. Berkas pekerjaan disimpan di Dropbox, atau Evernote untuk catatan-catatan lainnya.

Karena kebiasaan ini, sering kali kebutuhan media penyimpanan menjadi masalah tersendiri. Kadang bahkan, sampai tidak sadar properti apa yang pernah tersimpan, terunduh, maupun ter-backup. Tidak semua berkas saya simpan dalam layanan daring seperti diatas. Beberapa saya juga simpan di layanan seperti Amazon Web Service. Kebanyakan justru malah saya simpan di laptop, atau di hardisk eksternal.

Saat ini, selain laptop, saya  memiliki dua buah media penyimpanan utama di rumah:

  • StoreJet Transcend Media dengan kapastitas 2 TB
  • WD My Book Live 3TB Personal Cloud Storage

Trancend 2 TB lebih sering saya pakai untuk melakukan backup di laptop, karena hanya bisa menggunakan USB. Untuk yang Personal Cloud, saya gunakan untuk melakukan backup dari laptop (MacBook Pro Retina Display 15″), iPad 3, dan iPhone 5. Ponsel lain (BlackBerry  dan Android) tidak saya khususkan untuk backup. Khusus untuk MacBook Pro, ini adalah piranti yang paling sering saya backup. Selain karena supaya aman (paling tidak punya backup), dan juga karena media penyimpanan MacBook Pro ini yang relatif lebih kecil (SSD 250 GB).

Screen-Shot-2013-07-07-at-10.31.28-PM

Dan, karena kebiasaan pula, kadang penggunaan hardisk di laptop bisa tidak terkontrol. Hari ini misalnya, saya coba lakukan penghapusan berkas-berkas yang misal sudah saya backup, atau tidak diperlukan lagi. Ternyata, hasilnya cukup banyak. Bisa sampai 30 GB. Untuk melakukan kegiatan bersih-bersih hardisk, saya gunakan bantuan dari aplikasi CleanMyMac 2.

Categories
Umum

Ulasan Apple iPhone 5

Minggu lalu, saya berkesempatan untuk memiliki iPhone 5. Seminggu terakhir ini, saya mecoba untuk selalu menggunakan iPhone 5 dalam aktivitas sehari-hari, menggantikan iPhone 4 milik saya sebelumnya. Dan, saatnya menuliskan sedikit ulasan mengenai iPhone 5 ini. Oh ya, ulasan ini merupakan pendapat pribadi saya, sebagai salah satu pengguna produk Apple — disamping beberapa produk lain yang saya punya/gunakan akhir-akhir ini (iPhone 4, New iPad, Lumia 800, HTC Desire HD, dan BlackBerry 9860).

iPhone_5_body_5

Boks

Paket penjualan dalam kardus iPhone 5 cukup standar. Dikemas dalam sebuah kardus yang mirip dengan iPhone 4, cuma dengan ukuran yang sedikit lebih besar. Lalu, apa saja isi dalam kardus paket penjualan ini?

  • Sebuah iPhone 5 — yang saya miliki adalah sebuah iPhone 5 berwarna hitam, dengan kapasitas 16GB.
  • Apple EarPods
  • Adaptor dan kabel Lightning to USB.
  • Buku panduan

Kesan yang saya dapatkan ketika memegang iPhone 5 untuk pertama kali adalah bahwa iPhone 5 ini lebih terasa lebih enteng (dibandingkan iPhone 4 yang biasa saya pakai). Walaupun diklaim memiliki berat 20% lebih ringan (sekitar 112 gram), tapi tidak terasa terlalu enteng. Cukup ringan, tapi saya masih mendapatkan kesan yang kokoh dan padat.

Categories
Umum

Pengalaman Mengurus Micro SIM XL Axiata (di Jogjakarta)

Kalau tidak salah ingat, kali terakhir saya mendatangi Graha XL di Jogjakarta adalah sekitar tahun lalu, ketika saya berkeinginan untuk membeli iPhone 4. Saat itu, niat saya tidak terwujud karena stok barang yang tidak tersedia. Sebagai pelanggan XL, saya cukup puas sampai dengan saat ini (mungkin sekitar 10 tahun, atau lebih). Walaupun dulu pernah juga mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Mulai dari masalah sinyal/jaringan yang hilangmasalah dengan Ring Back Tone (RBT), dan gangguan yang lain.

Kedatangan saya kali ini adalah terkait masalah micro SIM. Setelah saya menggunakan paket internet XL selama satu bulan, dan kebetulan paket internet di iPhone saya juga sudah habis, saya memutuskan untuk mencoba melanjutkan paket internet yang saya sedang gunakan, yaitu XL HotRod. Alasannya adalah bahwa layanan ini cukup baik, paling tidak ketika saya menggunakannya sehari-hari di beberapa tempat yang sering saya kunjungi (rumah, kantor, ataupun tempat mobillitas lainnya).

Yang menjadikan masalah kemarin adalah bahwa kartu XL saya berukuran standar. Saya memang punya pemotong kartu, tapi mungkin karena memang sudah terlalu lama, jadi disain chip saya kurang perhatikan. Alhasil, jadilah simcard saya terpotong dengan tidak seharusnya. Karena ini nomor utama saya — dan kejadian sudah malam — saya putuskan untuk segara mengurus secepatnya.

grhxl1

Sekitar pukul 12.00 saya mendatangi Graha XL di Jl. Mangkubumi, Jogjakarta. Ternyata saat itu cukup ramai. Setelah mengambil nomor antrian saya menunggu. Ya, paling tidak jadi ada kesibukan untuk memerhatikan orang-orang yang ada disana. Saya mendapat nomor antrian 737, dan saat itu layanan pelanggan sedang melayani nomor antrian 725. Saya mulai saja menyibukkan diri dengan mencoba koneksi nirkabel yang ada disana. Coba login menggunakan iPad, tidak berhasil. Coba dengan BlackBerry dan iPhone, sama saja. Akhirnya saya hanya melihat-lihat saja.

Ada pelanggan yang terlihat sedang dibantu karena masalah koneksi internet di ponselnya. Dari sedikit mencuri dengar obrolan — lebih karena jarak yang dekat dan suara bisa terdengar — petugas layanan sedang membantu melakukan pengecekan. Ada pula pelanggan yang sepertinya sedang melakukan penggantian (atau pembelian, saya kurang tahu) kartu baru.

Pandangan saya alihkan ke arah pintu masuk, petugas depan pintu sesekali membuka pintu untuk yang akan masuk. Saya amati petugas layanan dibelakang meja masing-masing masih terlihat terus berusaha menjawab pertanyaan, dan memberikan layanan.

Lima menit berlalu. Sepuluh menit.  Limat belas menit. Akhirnya nomor tunggu sebelum saya sudah dilayani. Berarti tinggal giliran saya. Saya lihat masing-masing meja dan mencoba menebak di meja berapa saya akan dilayani. Akhirnya, nomor urut tunggu saya dipanggil, dan saya dibantu oleh CSO di meja No. 5, dengan Kristi (seperti yang tertulis di papan nama di meja). Tapi, ketika saya lihat di nama pengenal, tertulis Kristie. Oke, yang pasti saya yakin namanya bukan Kristianto, dan jelas bukan Kris Biantoro. Abaikan kalimat terakhir ini :D

grhxl2-640x478

Saya sampaikan maksud kedatangan saya. Dan tanpa banyak bicara CSO yang melayani saya segera memberikan catatan di lembar layanan. Setelah meminjam kartu identitas saya, kemudian dia meninggalkan meja. Tanpa banyak bicara ini maksudnya bukan cuek, tapi karena sudah menanyakan dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan keperluan saya. Dan, saya pribadi nyaman dengan cara seperti ini.

Dia berjalan menjauh meninggalkan saya sendiri. Saya coba menunggu apakah dia akan menengok ke belakaang. Ternyata tidak. Tiba-tiba terdengar lirih suara hati saya yang hancur berkeping-keping.

Cut! Nulis apa ini?! Kembali ke cerita lagi!

Tidak lama kemudian, kartu SIM saya sudah siap. Saya menyampaikan juga kalau minta sekalian didaftarkan untuk paket internet sesuai dengan pilihan saya, dan sekalian untuk melakukan pengisian pulsa. Setelah pulsa masuk, dia meminta ijin untuk melakukan pengecekan pengaturan internet. Setelah semua siap, saya diminta untuk mengecek kembali. Saya cek, semua sudah berjalan dengan lancar. Oh ya, ada sedikit kesalahpahaman — yang ini sepertinya juga tidak ada yang salah. Saya minta untuk diisi pulsa Rp. 100.000,-. Maksud saya adalah pulsa Rp. 100,000,- ditambah dengan paket internet. Tapi, pulsa tersebut ternyata sebagian digunakan untuk melakukan paket berlangganan internet. Saya ditawari apakah mau melakukan penambahan lagi, saya jawab tidak. Mungkin saya akan melakukannya sendiri nanti. No big deal.

Setelah semua beres, saya ucapkan terima kasih dan, meninggalkan meja layanan konsumen. Secara umum, saya mendapatkan pelayanan yang baik, dan petugas layanan konsumen juga memberikan bantuan dengan baik dan ramah. A nice experience to have everyting solved within minutes. Great! Thank you.

[Ditambahkan 28 Agustus 2012, 22:26 WIB]

Hari ini, sekitar pukul 11:30 saya mendapatkan telepon dari XL (melalui nomor 818) yang menanyakan perihal urusan saya kemarin. Kebetulan memang karena saya berinteraksi juga melalui Twitter.

Sempat agak bingung juga, karena pada prinsipnya saya tidak mengalami masalah dengan layanan. Sempat ditanyakan juga tentang bagaimana Twitter — yang saya rasa memang berfungsi sebagai perpanjangan tangan layanan konsumen — membantu menjawab pertanyaan/permasalahan saya. Saya jawab kalau akun Twitter @XLCare membantu dan memberikan informasi yang saya butuhkan (saat itu).

Sepele memang, tapi saya rasa ini hal yang sangat baik sebagai bentuk tindak lanjut dari Twitter sebagai kanal layanan konsumen. Walaupun tidak berharap, semoga ini berlaku sama jika kedepannya ada permasalahan.

Categories
General

Dear Yahoo! Mail, how are you?

There is a fact that Yahoo! Mail is probably one of my first email service providers. Not sure about the exact date I created my account, but I think it was in 2000’s. It was the time when Yahoo! was so popular, had lots of services, and interesting products. Probably, it was also because that there were not many alternatives. Yahoo! Mail was a good choise.
But, it has been years. Many services — not only email — come and go. But, when we jump to the internet world, everybody will get an email. Not only about the very basic features (sending and receiving email), but email service should be build better, answering what users need. What internet users really need.
Let’s not forget also about some other services. Google launched its Gmail in April 2004 (so, it has been 8 years). Recently, Microsoft re-launched its Hotmail as Outlook.com. Every service tries to make improvements for its users to deliver the best product and features for them. This is how Yahoo! Mail inbox looks like.

If you have a Yahoo! Mail account, just try to login and see yourself. What do you think? Well, what do I think? And, why I’m writing this post, anyway? If I don’t like it, why should I write about it? Isn’t it easier to just leave it?

Categories
General

BlackBerry Torch 9860 Sample Photos

I have been using this BlackBerry Torch 9860 (also known as Monza) for about 2 months. So far, I’m enjoying it even I don’t use all BlackBerry features. Well, I only use features like BlackBerry Messenger, email, internet browser, social networking applications, and of course… camera!
I will not write the whole technical specifications. You can go to GSM Arena, and read the details. About the camera, it’s equipped with 5 MP. I have to say that the photo quality is not bad at all. When I look at photos taken using BlackBerry, I usually didn’t expect much on the quality. On this Monza, I’m really impressed. It’s really good.
Here are some photos taken using BlackBerry Torch 9860. All photos are directly uploaded to Flickr without any extra editing processes.
Untitled
Untitled

Categories
General

Goodbye Google App for BlackBerry

Beginning November 22, 2011, we will end support for the Gmail App for Blackberry (installed native app). Over this past year, we’ve focused efforts on building a great Gmail experience in the mobile browser and will continue investing in this area. Users may continue to use the app, if installed, however it will not be supported by Google, or available for download starting November 22. BlackBerry users can continue to access Gmail through the mobile web app at http://www.gmail.com in their BlackBerry web browser.

Google Apps Blog: Deprecation of Gmail App for BlackBerry

Categories
General

So, what is the best Twitter Client?

Not exactly a Twitter client, but tool to manage social media accounts like Twitter, Facebook, LinkedIn, Google+ and more.
When I created my first Twitter account in 2006, there weren’t any applications for desktop or mobile. But, it’s 2011 and the service grows so fast. It’s around one billion tweets sent per week (according to March 2011 data). I love Twitter, and I also joined some other services. I don’t use all of them on daily basis, but more about learning how the service works, and how they’are designed. This is something I consider as something-I-like-to-do.
We are connected to each other using social media services. Many people want to be in the front row to get the latest news. They also want to know what is the latest information in the industry they’re involving with. I want to get the news shared by people I’m following on Twitter, or just to see what’s happening from my timeline.
At the same time, I want to share updates. These things seemed easy to be done. But, when it’s involving multiple social media accounts, I can be very busy. Not always, but sometime.
I have been trying and have some application installed on my gadgets — and also my MacBook Pro. I’m having Nokia N8, BlackBerry, and iPhone 4 now. Okey, don’t ask me why I need to have those gadgets. I just have them and don’t use them at the same time. But, I usually switch between those gadget — and of course, applications installed.
The thing is that not all applications works on every device I have with me, even they share similar features. Among many applications (free or paid) to manage my social media account. And these are some applications (including Twitter clients) I use — I switch between applications when I’m on my iPhone as my primary device right now.

I don’t have iPad and Android-based devices anyway. So, why bother having (too) many applications when I don’t use them all? Again, I like exploring how those things work. And, I like working on my account using its native application. For example like using Facebook for iPhone to explore Facebook, even HootSuite also works fine. Why? Switching between application is easy. Right?
I don’t have any other applications like TweetDeck, or Twitter for Mac on my Mac. For the web-based tool I sometime use HootSuite, CoTweet and Twitter website.
For the next post, I think I’ll write short reviews about those applications. From a end-user perspective. There are many tools/services that offer so many features. Probably, they works for businesses, not for personal use. Some are paid service, and some are free. When it comes into a simple question: “What is the best Twitter client?”, the answer should be simple: A client that works for you. Right?

Categories
General

Foursquare is now available in Bahasa Indonesia!

I don’t use Foursqure on daily basis. If you want to have Foursquare in Bahasa Indonesia, it’s now available in Bahasa Indonesia. Foursquare team announced about some new languages for the application interface:

Today, with the launch of five more languages (Bahasa Indonesian, Korean, Portuguese, Russian, and Thai), we’re excited to announce that over 1,500,000,000 people now have access to foursquare in their mother tongue. These five new languages represent some of our fastest growing areas internationally.


If you’re using Foursquare on your iPhone, Android or BlackBerry, you can have the new languages by upgrading the applications. Also, you can have Foursquare website in more languages, including Bahasa Indonesia. Look at the language menu on the bottom page to change the language interface.

This is a good addition, and the language for the application depends on your phone settings. If you want to use Bahasa Indonesia, you need to go to your phone settings, and change your phone language.
Anyway, Twitter also made Bahasa Indonesia available for its users a month ago.
 

Categories
General

Twitter Redesigned

Twitter just got its homepage redesigned (again). Here’s its new look.

It’s wider now and display less elements. Previously, there was a scrolling trending topics and some tweet stream. We can’t find them anymore now. I think the new designs tries to attract more people to join (increasing registrations) by simplifying the registration process. The login box is now clearly displayed. Nice.
Anyway, it has different “blue”. I rarely open Twitter website and use using Twitter client like Echofon, Gravity or Twitter for BlackBerry. If you’re using the website version and choose “New Twitter” design, the new design is like preparing to welcome all users to “New Twitter”. Time to say good bye to “Old Twitter” design?