Categories
Umum

Mengisi Data Pajak Layanan Google

Setelah adanya informasi untuk pengisian data NPWP untuk layanan Amazon Web Service kemarin, Google menyusul untuk mengirimkan pemberitahuan.

Walaupun, sebelum pemberitahuan itu saya memang sudah memasukkan informasi NPWP yang akan dikenai pajak. Saat ini saya membayar untuk layanan Google GSuite.

To comply with local laws in Indonesia, starting Aug 1, 2020, Google will begin charging 10% Value Added Tax (VAT) on sales of digital products or services to customers located in Indonesia. No action is required on your part with regard to your Google GSuite account.

Isi inforrmasi dalam surel yang dikirimkan Google terkait pajak atas layanan Google

Mungkin setelah ini Spotify menyusul.

Categories
Umum

Pengisian Data Pajak untuk Layanan Amazon Web Service

Hari ini ada notifikasi masuk ke surel saya terkait layanan Amazon Web Service (AWS), yaitu mengenai pajak. Ini terkait dengan rencana beberapa layanan digital yang akan dikenai pajak mulai 1 Agustus 2020. Intinya menginformasikan terkait perubahan peraturan terkait PPN untuk pengguna layanan dari Indonesia.

Saya sendiri sudah mengiisikan informasi terkait nomor NPWP melalui halaman pengaturan pajak di laman panel konsumen. Beberapa informasi dalam surel dari Amazon adalah sebagai berikut:

  1. “Terhitung mulai 1 Agustus 2020, AWS diwajibkan untuk mengenakan PPN sebesar 10% kepada seluruh pelanggan di Indonesia. Perubahan ini akan berdampak pada tagihan yang Anda terima untuk setiap penggunaan layanan AWS Cloud, serta pembelian pada AWS Marketplace.”
  2. “Jika akun AWS Anda tidak seharusnya memiliki alamat di Indonesia, mohon perbarui detil informasi akun Anda dengan mengunjungi laman Alamat Penagihan dan Alamat Kontak pada perangkat penagihan AWS.”
  3. “Jika akun AWS Anda beralamat di Indonesia, dan Anda memiliki NPWP yang masih berlaku, mohon perbarui detil akun Anda dengan mengunjungi laman Pengaturan Pajak pada perangkat penagihan AWS. Efektif sejak Agustus 2020, faktur pajak cetak yang mencantumkan NPWP dan nama resmi usaha Anda akan kami keluarkan untuk memungkinkan Anda melakukan pengembalian PPN. AWS akan mengenakan PPN sebesar 10% dan membayarkannya kepada pihak yang berwenang. Apabila Anda merupakan rekanan atau memiliki beberapa akun yang terkait, pastikan untuk masuk dalam laman Pengaturan Pajak untuk memperbarui seluruh akun Anda dengan mencantumkan NPWP yang masih berlaku.”
  4. “Jika akun AWS Anda beralamat di Indonesia dan Anda tidak memiliki NPWP, Anda tidak perlu melakukan apa-apa. AWS akan mengenakan PPN sebesar 10%.”
Categories
Umum

Pajak Digital Layanan Amazon, Google, Netflix, dan Spotify Mulai 1 Agustus 2020

Mulai 1 Agustus 2020 nanti, beberapa layanan digital yang digunakan oleh pengguna internet atau layanan daring di Indonesia akan mengalami kenaikan harga. Ada enam perusahaan penyedia produk/layanan digital yaitu Amazon Web Services Inc, Google Asia Pacific Pte. Ltd,Google Ireland Ltd, Google LLC, Netflix International B.V., dan Spotify AB yang akan mengenakan pajak PPN 10% kepada konsumen.

Jadi, yang menggunakan layanan seperti Amazon Web Service (AWS), Google Cloud Platform (termasuk layanan Google lain), Netflix, dan Spotify perlu siap untuk membayar sedikit lebih.

Dari beberapa layanan tersebut, hanya Netflix yang tidak saya gunakan. Walaupun tidak akan terlalu signifikan — karena tagihan saya untuk layanan tersebut tidak besar — tapi mungkin ini juga lumayan. Contohnya, saya berlangganan Spotify Premium dengan total tagihan perbulan saat ini sebesar Rp79.000. Dengan dikenai pajak, maka tagihan saya akan berubah menjadi Rp86.900.

Tentu, ini strategi pemerintah untuk menambah pemasukan. Apalagi potensi pajak yang muncul dari Netflix sebagai dampak dibukanya akses Netflix oleh grup Telkom. Dengan kondisi ini, ada potensi pajak lebih dari Rp96 miliar per tahun dari Netflix.

Dari panel akun saya di Amazon Web Service (AWS), sudah ada isian untuk memasukkan informasi nomor NPWP. Begitu juga dari panel konsumen Google (saya lihat dari layanan Google Apps for Work). Untuk Spotify, saya belum melihat ada isian untuk mengisi NPWP.

Categories
General

Amazon Web Service to Open New Region in Indonesia

Among many services provided by Amazon Web Service (AWS), I use its Amazon S3 more than any other services provided. Lucky that it has Singapore edge location for the service.

In the latest press release, AWS will open a new region in Indonesia. It’s a good news. The only thing AWS users need to do is just waiting for the service to be available, and it is expected to be available in late 2021 or early 2022

Amazon Web Services, Inc. (AWS), an Amazon.com company (NASDAQ: AMZN), today announced it will open an infrastructure region in Indonesia by the end of 2021 / early 2022. The new AWS Asia Pacific (Jakarta) Region will consist of three Availability Zones at launch, and will be AWS’s ninth region in Asia Pacific, joining existing regions in Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapore, Sydney, Tokyo, and an upcoming region in Hong Kong SAR. Currently, AWS provides 61 Availability Zones across 20 infrastructure regions worldwide, with another 12 Availability Zones across four AWS Regions in Bahrain, Hong Kong SAR, Italy, and South Africa expected to come online by the first half of 2020.

Amazon Press Release, April 3, 2019: AWS to Open New Region in Indonesia

Categories
Umum

Mengatur penyimpanan berkas di laptop

Salah satu kebiasaan saya terkait dengan penyimpanan berkas (di komputer)  adalah bahwa saya jarang menghapusnya. Saya — dan mungkin banyak orang juga — melakukan penyimpanan di beragam layanan atau metoda  yang umum. Misalnya foto disimpan di layanan seperti Flickr, Instagram, atau bahkan Facebook. Berkas pekerjaan disimpan di Dropbox, atau Evernote untuk catatan-catatan lainnya.

Karena kebiasaan ini, sering kali kebutuhan media penyimpanan menjadi masalah tersendiri. Kadang bahkan, sampai tidak sadar properti apa yang pernah tersimpan, terunduh, maupun ter-backup. Tidak semua berkas saya simpan dalam layanan daring seperti diatas. Beberapa saya juga simpan di layanan seperti Amazon Web Service. Kebanyakan justru malah saya simpan di laptop, atau di hardisk eksternal.

Saat ini, selain laptop, saya  memiliki dua buah media penyimpanan utama di rumah:

  • StoreJet Transcend Media dengan kapastitas 2 TB
  • WD My Book Live 3TB Personal Cloud Storage

Trancend 2 TB lebih sering saya pakai untuk melakukan backup di laptop, karena hanya bisa menggunakan USB. Untuk yang Personal Cloud, saya gunakan untuk melakukan backup dari laptop (MacBook Pro Retina Display 15″), iPad 3, dan iPhone 5. Ponsel lain (BlackBerry  dan Android) tidak saya khususkan untuk backup. Khusus untuk MacBook Pro, ini adalah piranti yang paling sering saya backup. Selain karena supaya aman (paling tidak punya backup), dan juga karena media penyimpanan MacBook Pro ini yang relatif lebih kecil (SSD 250 GB).

Screen-Shot-2013-07-07-at-10.31.28-PM

Dan, karena kebiasaan pula, kadang penggunaan hardisk di laptop bisa tidak terkontrol. Hari ini misalnya, saya coba lakukan penghapusan berkas-berkas yang misal sudah saya backup, atau tidak diperlukan lagi. Ternyata, hasilnya cukup banyak. Bisa sampai 30 GB. Untuk melakukan kegiatan bersih-bersih hardisk, saya gunakan bantuan dari aplikasi CleanMyMac 2.

Categories
General

WordPress, Amazon S3 and CloudFront

Amazon Web Service Logo
In the last two days, I was working on an experiment to use Amazon Simple Storage Service (S3) and Amazon CloudFront together with WordPress. It’s not primary for my blog, but for my friend. There are many tutorials and good recommendation on this. Since my friend using WordPress as the publishing platform, and it is easy to integrate with S3 and CloudFront, I gave it a try. But, what is Amazon Simple Storage Service (S3)?

Amazon S3 provides a simple web services interface that can be used to store and retrieve any amount of data, at any time, from anywhere on the web. It gives any developer access to the same highly scalable, reliable, fast, inexpensive data storage infrastructure that Amazon uses to run its own global network of web sites. The service aims to maximize benefits of scale and to pass those benefits on to developers. (from Amazon S3 website)

Actually, using Amazon S3 might be just fine. Since I want to make experiment, I decided to subscribe to Amazon CloudFront, too.

Amazon CloudFront delivers your content using a global network of edge locations. Requests for your objects are automatically routed to the nearest edge location, so content is delivered with the best possible performance. Amazon CloudFront works seamlessly with Amazon Simple Storage Service (Amazon S3) which durably stores the original, definitive versions of your files. Like other Amazon Web Services, there are no contracts or monthly commitments for using Amazon CloudFront — you pay only for as much or as little content as you actually deliver through the service. (from Amazon CloudFront website)

This is my first attempt using those two service. The subscription is easy. Create an account at Amazon, fill in the billing information, and start subscribing. That’s all. After few attempts, I finally have it working. I hope it’s working without any issues. Anyway, for WordPress integration, I use Amazon S3 for WordPress plugin. Let’s wait until the end of the month to get the billing statement.