Sudah tidak adakah lagi berita baik di media?

Mungkin istilah “tidak ada lagi” kurang tepat sih. Tapi, kalau saya melihat kok berita/kabar baik semakin jarang terlihat di media ya, terutama televisi. Berita-berita kekerasan, pemerkosaan, pembunuhan, atau konflik-konflik sepertinya lebih mendominasi. Mungkin bagi beberapa pihak, inilah “berita baik” atau good news-nya. Mungkin…

Beberapa tahun lalu, ada acara di salah satu stasiun televisi yang isinya memberitakan tentang kabar/berita baik yang memang sudah selayaknya diketahui oleh masyarakat. Entah kenapa acara tersebut menghilang. Apakah karena kekurangan bahan yang dikarenakan semakin sedikitnya kabar baik? Tentu saja ada banyak sebab.

Menurut saya, “berita baik” mampu memberikan sebuah dorongan semangat dan optimisme kepada mereka yang mengkonsumsinya. Entah melalui media cetak, elektronik, maupun lainnya. Sebuah harapan akan sesuatu yang lebih baik sangat mungkin sekali bisa muncul. Tapi, kalau berita-berita yang tidak menyenangkan terus yang muncul… duh!


Comments

4 responses to “Sudah tidak adakah lagi berita baik di media?”

  1. sepertinya memang tanggung televisi terhadap masyarakat. KPI dan TV watch belum bisa masuk benar benar di sini mengawasi. TV juga semestinya tidak semena mena menuruti apa yang laku djual ( pasar oriented ), seperti buser, infotainment, dsb..Harus ada fungsi pendidikan dan membuat tayangan – yang mungkin tidak laku mendapatkan slot iklan – tapi mencerdaskan.
    Masih mimpi kaleee

  2. mungkin karena berita baik tidak se-menjual berita buruk..
    ato memang yang lebih banyak terjadi emang yang buruk2… secara yang saya tau emang orang gila udah tambah banyak, orang jahat yang gila juga tambah banyak… makanya isi berita jadi penuh kejahatan…

    *jadi inget kemarin habis liat hasil visum-psikologis anak korban sex abuse yang pelakunya masih smp… sampe speechless saya ngliatnya

    dan mungkin si pelaku yang masih smp itu juga terinspirasi dari berita2 pemerkosaan yang dia liat di tipi kali ya?

  3. Masih ada kok mas, kunjungi aja blog saya. Mohon masukannya ya. Terimakasih.

  4. DEDEH ERAWATI

    iya.. heran ya… kenapa justru hal hal yang tidak penting yang malah ditonjolkan dalam program pertelevisian negara kita? apa yang awalnya tidak pernah terpikir oleh orang orang awam, sekarang malah jadi inspirasi mereka untuk melakukan tindakan kejahatan, ditambah kurangnya bimbingan pengetahuan atas apa yang dilihatnya, maka jadilah penjahat penjahat dadakan yang super kejam dan sadis. terimakasih untuk beberapa acara reality show yang keberadaannya telah mampu menyentuh hati nurani dan jiwa sosial kita sebagai manusia yang beradab.