Pensiun Bermain Hidroponik?

Saat kal pertama saya mencoba bertanam dengan sistem hidroponik, tentu saya memulai sebagai pemula. Dalam arti memang belum pernah sama sekali. Jadi, sistem Wick menjadi pilihan saya, karena ini sistem yang bisa dikatakan anti gagal.

Kali pertama panen pokcoy jelas menjadi penyemangat tersendiri. Bahkan, pernah juga sekali panen mentimun. Karena “merasa cukup berhasil”, jadilah saya mencoba-coba untuk membuat menggunakan pipa pralon, yang saya letakkan di bagian belakang rumah. Ternyata, ini kurang berjalan dengan baik.

Dan, sekarang curah hujan sedang cukup tinggi. Beberapa minggu terakhir, panas matahari jarang sekali muncul. Kalaupun muncul, paling hanya beberapa jam saja. Beruntung, tempat tinggal saya menghadap ke arah timur, sedikit serong ke utara. Jadi, matahari pagi masih bisa full, bahkan sampai dengan siang hari. Di beberapa area rumah, bahkan ada yang kena matahari sampai sore hari.

Masalahnya, saya tidak terlalu siap dengan kondisi bahwa akan sering turun hujan. Bak air yang saya letakkan di tempat terbuka, sudah pasti akan penuh dengan air hujan — apalagi saya memang tidak membuat naungan khusus. Ya, memang pemula.

Apalagi yang di area belakang. Sudah tidak terlalu penuh terkena sinar matahari, sering hulan pula. Duh!

Sempat terpikir untuk berhenti dulu bertanam dengan sistem hidroponik ini. Cukup ribet kalau harus menjaga kadar nutrisi sedangkan air dalam bak besar kemungkinan akan bercampur dengan air hujan. Mungkin, bergeser dulu dengan media tanam tanah saja dulu. Oh ya, satu lagi untuk model hidroponik, salah satu tantangan adalah secara berkala juga harus cek bak air — karena ini juga bisa jadi sarang nyamuk.

Benih sayuran masih cukup banyak. Media tanam dan polibag juga masih cukup. Mungkin perlu dicoba saja kali ya…