Akhir tahun 2011 yang lalu, orangutan menjadi salah satu topik berita yang menghiasi media. Sayangnya, bukan sebuah topik berita yang menggembirakan, namun  malah sebaliknya. Ini mungkin bukan sebuah isu yang muncul begitu saja. Mungkin, apa yang diberitakan — pembunuhan terhadap orang hutan yang dianggap sebagai hama, maupun bentuk eksploitasi yang lainnya — sudah berlangsung lama.

Ada rasa kasihan, dan ada juga perasaan marah melihat apa yang ditayangkan. “Masa pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa terkait hal ini?”, pikir saya. Tapi, mungkin ini bukan menjadi prioritas dari pemerintah saat ini. Entah, mungkin pemerintah sedang sibuk dengan yang lainnya.

Linimasa Twitter juga dihiasi dengan informasi-informasi seputar orangutan. Ingin rasanya saya melakukan sesuatu. Singkatnya, saya memutuskan untuk ikut dalam program Shared Adoption dari BOSF (the Borneo Orangutan Survival Foundation). Terus terang, saya baru tahu tentang program ini pertama kali. Setelah mencari tahu informasi melalui membaca dan juga bertanya secara terbuka di linimasa Twitter — dan mendapatkan jawaban yang cukup, saya putuskan untuk ikut program adopsi berbagi ini. Pilihan saya jatuh kepada seorang orangutan. Namanya Miko, yang menurut saya dia itu ganteng :)

Proses administrasi saya rasa tidak sulit. Beberapa kali berikirim email dengan perwakilan dari BOSF tersebut, dan sekitar satu minggu kemudian saya mendapatkan informasi bahwa bantuan saya — yang saya yakin masih sangat sedikit — sudah diterima.

Kenapa saya melakukan ini? Saya hanya berkeinginan untuk melakukan sebuah langkah nyata yang mungkin kecil. Sangat kecil. Tapi saya yakin, kalau banyak yang ikut berpartisipasi, hasilnya mungkin akan lebih besar lagi.

Tahun ini, masa donasi saya sudah akan habis. Dan, saya tidak ragu untuk melanjutkan ke periode berikutnya jika masih diberi kesempatan.