Melihat Hong Kong

Ketika mengikuti acara Friday Movie Mania yang diadakan oleh simPATI awal bulan Juli ini, terus terang diawal saya tidak tahu banyak tentang Hong Kong. Bahkan, bisa dikatakan saya tidak mencoba mencari tahu tentang Hong Kong sebelum keberangkatan. Ya, paling tidak perjalanan kali ini bisa dikatakan lebih santai — terlepas dari jadwal yang sebenarnya lumayan padat. Saya menganggap lebih santai karena hal-hal terkait dengan perjalanan sudah disiapkan oleh penyelenggara.

Kesan Pertama tentang Hong Kong

Acara nonton bareng Transformers 3 yang menjadi agenda utama diadakan di hari kedua. Agenda lain adalah mengunjungi beberapa tempat yang ada di Hong Kong, dan termasuk acara bebas yang lebih banyak dimanfaatkan untuk berjalan-jalan melihat beberapa tempat disekitar penginatap di daerah Causeway Bay.

Ketika menginjakkan kaki di Hong Kong International Airport, kesan pertama yang saya lihat adalah Hong Kong itu tertib dan bersih. Arsitektur bandara misalnya. Walaupun waktu itu bandara sudah cukup sepi, tapi saya merasakah kesan yang nyaman. Lampu masih menyala dengan cukup terang, tidak terkesan suram.

Saya perokok, dan melihat tanda larangan merokok — termasuk denda larangan merokok sempat membuat nyali ciut juga.

Ya, 5.000 Hong Kong Dollar (sekitar 5,5 juta rupiah) adalah denda maksimum yang akan dihadiahkan untuk pelanggar aturan ini. Saya tidak mencari info lebih lanjut tentang ini. Pokoknya, jangan merokok sembarangan. Dan, satu hal yang lebih penting: saya tidak berkeinginan untuk mencobai mekanisme membayar denda. :D

Hal lain yang pertama kali saya lihat (pada saat malam dan keesokan harinya) adalah lalu lintas yang tertib. Saya tidak menjumpai orang-orang yang menyeberang diluar tempat yang ditentukan, walaupun secara waktu dan jarak memang lebih jauh. Jalanan yang ada di dekat area hotel tidak bisa dikatakan lebar juga. Tapi cukup padat. Kendaraan umum, bahkan trem juga melintasi jalan tersebut. Mereka melaju dengan kecepatan normal. Tapi, begitu lampu merah menyala dan lampu tanda pejalan kaki bisa lewat menyala, kendaraan langsung tertib. Pejalan kaki juga menunggu dengan sabar untuk menyeberang. Ada aturan, ada mekanisme, dan ini diikuti. Walaupun, mungkin ada pejalan kaki yang tidak tertib. Namun secara umum, ritme aktivitas pejalan kaki sangat menyenangkan untuk diikuti.

Ramah pejalan kaki

Entah karena lokasi yang memang tidak banyak kendaraan beroda dua atau apa, tapi saya melihat banyak sekali orang yang berjalan kaki. Mungkin hal ini juga didukung oleh ruas pinggir jalan yang memang ramah untuk pejalan kaki. Mungkin ini juga alasan kenapa orang-orang di Hong Kong lebih langsing dan sehat kali ya? :D

Mau orang dengan pakaian semodis apapun, cewek secantik apa juga tetap banyak yang berjalan kaki. Ini kontras sekali dengan di Indonesia kali ya. Ya tidak semuanya memang, tapi misal saya di Jogjakarta, area-area pejalan untuk pejalan kaki terasa semakin sempit saja. Halangan pejalan kaki (misalnya di Jogjakarta) juga lebih banyak seperti pot-pot penghias trotoar, taman di trotoar, pedagang kaki lima, bahkan sampai dengan parkir kendaraan.

Moda transportasi yang rapi

Kesan ini saya dapatkan ketika saya mencoba MTR (Mass Transit Railway) untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Dari sisi harga (setelah membandingkan dengan waktu tempuh dan jarak) saya rasa cukup bersahabat. Di Hong Kong ada juga semacam bis kota (atau angkot ya?) dan trem. Tapi saya malah tidak sempat mencobanya. Tapi, sekilas saya melihat kalau penumpang-penumpang yang ada dalam kendaraan tersebut merasa nyaman ya? Atau, malah sebenarnya capek? Entahlah.

Oh ya, ngomong-ngomong soal MTR ini, salah satu bagian favorit saya adalah kereta yang bersih dan tepat waktu. Ini juga ditambah dengan para penumpang yang antre dengan sangat tertib. Saya hampir tidak melihat ada orang yang terburu-buru ketika masuk kereta. Kalau soal kecepatan laju kereta: menyenangkan!

Kelengkapan informasi dalam kereta (misalnya penunjuk stasiun) juga sangat membantu.

Panduan dan tulisan

Walaupun cukup banyak panduan jalan atau informasi umum yang disajikan dalam bahasa Inggris, tidak jarang juga ada kebingungan. Ini terjadi misalnya ketika sedang akan memasuki sebuah rumah makan. Gambar makanan tersedia, namun tidak ditemukan tulisan dalam bahasa Inggris. Agak merepotkan memang. Tapi, secara umum lebih banyak informasi yang mudah dipahami yang ditemukan selama disana. Bahkan, ketika saya dan beberapa teman jalan-jalan ke daerah Tung Chung, kita berpisah dan saya jalan-jalan sendirian. Jadi, kalau saya sampai nyasar sepertinya yang salah bukan papan informasinya. Hahaha!

Tentang tulisan ini, ada satu kejadian cukup lucu ketika kita berbelanja di salah satu supermarket tidak jauh dari bioskop tempat nonton Transformers 3 bersama dengan beberapa teman. Saat itu, ingin beli air mineral. Berbagai merek terpajang dengan harga yang sangat mudah dibaca. Tapi, ada satu kemasan yang tertulis angka 1 dan kalau tidak salah diikuti oleh angka 5. Hanya angka tersebut yang jelas terlihat, lainnya tertulis dalam teks Cina.

Perkiraan artinya: “Beli lima gratis satu”. Ketika sampai di kasir, ternyata: “Harga 5 dollar, dan dapat diskon 1 dollar”. Hihihihihi…

Oh ya, diawal tadi sempat menyinggung tentang nasib perokok ketika di Hong Kong. Saya akan tuliskan dalam entri yang lain. Terima kasih lagi untuk simPATI karena telah memberikan kesempatan menjelajahi Hong Kong!