Beberapa bulan lalu, saya memutuskan untuk beli kambing. Suatu hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Kebetulan ada sedikit rejeki sehingga saya bisa beli kambing. Tapi, kambing tersebut tidak saya pelihara sendiri. Salah satu alasan karena saya tidak punya waktu dan lokasi yang sepertinya tidak memungkinkan untuk memelihara kambing.

Ada teman yang ternyata sudah cukup sering memelihara kambing titipan dari orang. Kenapa duit tidak ditabung saja? Wah, kalau ditabung sepertinya bakal sia-sia. Pasti akan lebih cepat menguap dari tabungan tanpa jelas nanti keluar kemana. Hehehehe… Keputusan beli kambing bukan sesuatu yang tanpa resiko. Kambing bisa sakit dan mati. Bisa juga curi. Kalau ini terjadi — semoga tidak! — hilang sudah biaya beli kambing. Tapi, ada juga kemungkinan bahwa kambing tetap bisa hidup, sukur-sukur bisa beranak pinak. Kambing ini dipelihara oleh teman yang nanti modelnya adalah bagi hasil penjualan. Jika kambing terjual, maka biaya beli awal akan dikembalikan dulu, dan sisanya akan dibagi antara saya, dan yang merawat kambing.

Dulu, sewaktu akan membeli, sebenarnya ada beberapa pilihan pada awalnya. Pilihan pertama beli satu kambing betina dan anaknya. Kedua, betina sedang bunting dan sudah punya anak. Yang ketiga (kalau tidak salah) emak kambing yang sedang bunting saja. Karena ternyata terlalu lama mikir (termasuk mencairkan dana — hehehe), akhirnya pilihan jatuh untuk beli emak kambing dan anaknya yang masih kecil. Mungkin anaknya belum masuk playgroup.

Ketika ketemu dengan teman saya, kadang pertanyaannya juga termasuk, “Gimana kabar kambing saya?” Hehehehe… Beberapa minggu lalu, kambing saya konon sempat bunting. Wah! Tapi, sayangnya kambingnya keguguran. Ya, resiko. Sekarang sih, kambing masih sehat dan anaknya yang dulu waktu beli masih kecil, sudah agak gede. Mungkin sudah mau masuk TK (halah!). Oh ya, anaknya jantan.

Sampai sekarang memang belum merasakan hasil dari punya kambing. Mungkin sedikit bersabar dulu. Paling tidak, duit masih utuh sampai sekarang. Kalau kedua kambing dijual, mestinya modal awal sudah balik ditambah sedikit keuntungan. Ya, mungkin ada tabungan sedikit berbentuk kambing. Dan, kayaknya bunga bank tidak lebih besar dari keuntungan penjualan kambing ini. Eh, nggak juga ya?


Comments

2 responses to “Kambing!”

  1. kirain kata “kambing!” disini adalah umpatan, taunya memang bener2 kambing. hehe….

  2. Andrie doank

    kambingnya jarang diperiksa ke bidan y waktu hamil,jd aja keguguran hehehe