‘Itu Masih Mahal…”, katanya

Minggu lalu, sewaktu dalam perjalanan ke rumah teman saya Opi dan suaminya, kami mampir ke sebuah swalayan yang cukup besar untuk sekadar membeli beberapa makanan dan belanjaan kecil. Ketika turun dari mobil, kebetulan di area parkir sedang ada beberapa kios dadakan dan salah satunya adalah penjual furnitur.

Kebetulan memang beberapa waktu ini saya sedang memikirkan untuk membeli meja. Setelah melihat sesaat, saya melihat ada sebuah meja dengan ukuran yang cukup besar — dan sesuai yang saya cari. Kurang tahu juga apakah gerai jualan itu menjual produk dari beberapa produsen. Tapi saya melihat dengan jelas bahwa disitu ada tulisan OLYMPIC. Apakah itu memang dari OLYMPIC atau memang semacam orang umum yang sedang ikut berjualan.

Terus terang saja, ada keinginan untuk beli — walaupun karena alasan kepraktisan, saya mungkin akan membeli di tempat lain. Nah, karena agak penasaran dengan harganya, saya coba bertanya kepada salah satu penjaga gerai tersebut.

Saya: “Mbak, yang meja ini harganya berapa?”
Penjaga: “Itu masih mahal, Mas…”

Cukup akrab dengan percakapan yang kurang lebih seperti diatas? Hei! Itu bukan jawaban yang saya harapkan! Saya masih sangat sadar bahwa saya bertanya dengan cukup sopan. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk segera meninggalkan tempat itu. Terus terang saya kesal. Huh!

Ini memang bukan kali pertama saya mengalami hal seperti ini. Tapi, mungkin memang tampang saya memang tampang tidak punya duit. Hehehe… Mungkin lain kali, saya akan layani perlakukan semacam ini dengan cara yang lebih asyik deh…


Comments

2 responses to “‘Itu Masih Mahal…”, katanya”

  1. Anonymous

    Hahaha….kurang ajar banget tuh si mbaknya

    1. Hahaha!

      Ternyata yang mengalami hal kayak gini bukan saya saja sepertinya. Heran juga sih dengan jawabannya mbaknya itu :D