Biaya Denda Kekurangan Dana di Layanan Jenius BTPN

Walaupun sudah lebih dari satu tahun saya memiliki akun Jenius, sampai saat ini Jenius masih belum menjadi pilihan utama untuk urusan terkait perbankan. Bagi saya, berpindah layanan perbankan bukan sebuah keputusan yang cukup mudah dilakukan. Ini juga terkait dengan perubahan pola/cara saya dalam bertransaksi yang makin hari ternyata makin banyak menggunakna e-wallet seperti GoPay, OVO, Dana, dan ShopeePay.

Untuk layanan perbankan, saya masih menggunakan BCA dan CIMB Niaga sebagai akun utama.

Bagaimana layanan Jenius?

Karena tidak terlalu aktif menggunakannya, bahkan sepertinya saya lebih banyak menggunakan karena beberapa rekan sudah cukup lama perlu melakukan transfer dana ke saya melalui Jenius. Untuk transaksi lain seperti pembayaran menggunakan kartu fisik, atau transaksi digital, hampir tidak pernah saya gunakan.

Beberapa kartu tambahan yang saya miliki hampir tidak pernah saya gunakan. Tentu saja ini efek dari bahwa saya cenderung lebih memilih untuk cardless.

Jadi, bukan berarti layanan atau fitur Jenius jelek, tapi memang sepertinya tidak cocok untuk saya. Kartu Jenius bisa langsung dipakai untuk pembayaran MRT di Singapura, atau memudahkan dalam penarikan uang tunai di ATM selama di luar negeri. Tapi, sejak saya punya kartu ini, otomatis hal tersebut saya tidak gunakan sama sekali karena memang tidak ada keperluan ke luar negeri.

Kalau tentang mobile application, saya cuma merasakan kalau kecepatan aplikasi Jenius belum dapat dibandingkan dengan aplikasi perbankan lain. Di linimasa Twitter — walaupun ini tidak sepenuhnya bisa dijadikan acuan — banyak keluhan kalau aplikasi lambat, dan tak jarang tidak dapat digunakan karena data tidak muncul dengan sempurna.

Tapi, sekitar tiga atau empat bulan lalu saya memang tertolong oleh Jenius karena saya bisa menggunakan untuk pembayaran transaksi kartu kredit di salah satu merchant luar negeri. Saat itu, saya sengaja memblokir sementara kartu kredit dan mengganti metode pembayaran menggunakan kartu Jenius.

Proses penarikan dana dari kartu Jenius saya berhasil dengan baik tanpa kendala, dan itu setelah saya pastikan juga kalau saldo saya cukup.

Saldo tidak cukup? Bersiap untuk kena biaya denda kekurangan dana dari Jenius!

Karena sangat jarang menggunakan aplikasi Jenius, jadi saya baru tahu bahwa Jenius memberlakukan kebijakan denda kekurangan dana (insufficient funds fee) sejak pertengahan Oktober 2020.

Jika kartu debit Jenius Visa (m-Card (pada akun personal dan bisnis), e-Card, dan x-Card Visa) gagal dilakukan penarikan di partner atau merchant karena saldo tidak mencukupi, maka akan dikenakan denda kekurangan dana senilai maksimal Rp5.000 untuk setiap transaksi penarikan/pendebetan.

Mekanisme dengan kekurangan dana di Jenius BTPN (Sumber: situs Jenius)

Dengan kondisi ini, denda bisa dilakukan berulang, karena pihak merchant bisa saja melakukan penarikan beberapa kali. Karena yang digunakan ini adalah kartu debit, bukan kartu kredit.

Sedikit berbeda memang dalam penggunakan kartu kredit untuk berlanggalan layanan digital, jika ada kegagalan penarikan dari kartu kredit saya (entah karena alasan apapun), maka pihak merchant akan mencoba lagi. Seingat saya, untuk transaksi semacam ini di kartu kredit yang biasa saya pakai, tidak ada denda yang dikenakan.

Jadi, perbandingannya memang bukan dalam hal mending kartu debit atau kartu kredit. Karena tetap saja, kartu debit Jenius ini bisa sangat bermanfaat untuk mereka yang belum mempunya kartu kredit, atau yang memilih untuk dapat mengontrol pengeluaran keuangan.

Solusi untuk mengindari denda kekurangan dana di Jenius ini cuma satu: pastikan saldo cukup, dengan segala macam cara yang menjadi pilihan seperti mengisi secara berkala, cek saldo sebelum transaksi, dan lain sebagainya.

Terlepas. dari kondisi tersebut, saya masih memutuskan untuk tetap tetap mengaktifkan akun Jenius saya. Hanya saja, mungkin sedikit berhati-hati dalam bertransaksi terutama ketika menggunakan kartu debit Jenius.