Alat Pemadam Api Ringan di Rumah

Hampir setahun sudah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) terpasang di salah satu sisi dinding di rumah. Dan, untunglah belum pernah digunakan. Jadi, sejak bulan Agustus 2019 lalu, saya memutuskan untuk membeli sebuah alat pemadam api. Bukan tanpa alasan sebenarnya. Beberapa bulan sebelumnya, ada sebuah insiden yang mengakibatkan area dapur hampir terbakar — kaitannya sama kompor.

Kejadian saat itu melibatkan asisten rumah tangga kami. Tak berpikir panjang, langsung menyegerakan untuk membeli ala ini, untuk berjaga-jaga.

Membeli APAR

Di Yogyakarta, saya dulu sempat melihat ada beberapa tempat yang menjual alat seputar keamanan rumah. Mulai dari CCTV, alat pelindung diri, sampai dengan APAR ini. Cuma memang belum secara spesifik menanyakan soal harga, atau spesifikasi.

Pilihan tempat membeli APAR saya putuskan yang dekat dengan rumah, yang ada di kota Yogyakarta bagian utara. Melihat di Google Maps, ulasannya juga cukup bagus.

Pilihan APAR

Ada beberapa pilihan jenis APAR yang seingat saya dibedakan menjadi volume/berat dan bahan/isian. Setelah berkonsultasi, saya memilih untuk APAR dengan ukuran tiga kilogram. Jadi, tabung baru yang saya beli tentu saja tabung baru.

Tabung ditempel stiker yang berisi mengenai kapan tanggal pembelian dan tanggal kedaluarsa. Jadi, idealnya dalam waktu dua tahun, tabung perlu untuk dikosongkan untuk diisi baru. Atau, bisa saja lebih cepat, dengan melihat indikator tekanan yang ada di bagian atas tabung.

Saya agak lupa, tapi saat itu (Agustus 2019) harga tabung APAR ukuran tiga kilogram sekitar Rp500.000. Dan, ketika nanti dikosongkan dan isi kembali, harganya akan sekitar Rp150.000.

Perawatan APAR

Perawatan cukup mudah. Dari penjual menyarankan untuk tabung dapat dibolak-balik untuk perawatan, sekitar dua minggu sekali. Itu saja. Dan untuk sesekali diperiksa, apakah tekanan masih dalam kondisi baik (ada di zona indikator warna hijau).

Selebihnya, simpan di tempat yang aman, tapi mudah dan cepat untuk dijangkau saja.