Akhirnya, Terkena COVID-19

Akhirnya, di awal November 2022 ini, saya menjadi salah satu yang pernah terkena COVID-19. Dan, tidak hanya saya sendiri, tapi beserta seluruh penghuni rumah lainnya yaitu istri saya, ART, dan anak saya yang berumur 3,5 tahun.

Photo by Viktoria Slowikowska

Kami juga tidak terlalu tahu persis kapan, dimana, atau siapa yang terlebih dahulu terpapar. Tapi, dugaan terkuat memang karena terkait mobilitas, apalagi mobilitas beberapa waktu kemarin memang banyak ke tempat berisiko, yaitu ke dokter dan rumah sakit.

Sebelum Terpapar

Di tengah cuaca yang juga sedang tidak terlalu menyenangkan — hujan dan memang diiringi dengan banyak yang saya kenal juga mengalami gejala batuk/pilek walaupun ringan — aktivitas saya di luar rumah agak tinggi.

Agak bergantian secara rute tapi, beberapa kami sempat ke dokter dan rumah sakit. Ada pernah kami bertiga tanpa ART ke IGD salah satu rumah sakit swasta untuk mengantar anak saya yang demam tinggi. Saat itu, untuk IGD juga sedang penuh.

Puji Tuhan, langsung dapat penanganan. Ini kami ke IGD karena saat itu sedang ramai kasus gagal ginjal akut pada anak. Walaupun kondisi anak saat itu untuk buang air kecil tidak ada masalah sama sekali.

Saat itu, semua masih bisa dikatakan sehat-sehat saja, hanya anak saja yang memang demam.

Kemudian, saya sempat juga antar ART untuk berobat ke dokter umum. Saat itu juga pasien sangat banyak, dan walaupun saya menunggu di luar (area terbuka), sesekali ada di ruang tunggu untuk mengecek saja. Sedangkan ART saya otomatis selalu berada di ruang tunggu, ruang periksa, dan ke ruangan lain yang saat itu memang harus dikunjungi karena prosedur pemeriksaan.

Satu atau dua hari berikutnya, ART saya juga sempat bepergian ke tempat saudaranya. Dan, beberapa hari berikutnya mengeluhkan sakit lagi. Kami pikir karena memang proses pengobatan mungkin masih berlangsung.

Semua berjalan beberapa hari. Istri saya akhirnya ada kena demam juga, yang membedakan adalah ini disertai dengan pusing yang luar biasa, yang tidak pernah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, istirahat total. Bisa jadi karena kemarin memang kecapaian dan kondisi badan sedang kurang fit saja.

Tapi, setelah minum obat ringan kondisi cenderung lebih baik. Dan, sampai akhirnya di hari Kamis sekitar jam makan siang, saya mengalami sakit kepala yang sangat berat. Disertai dengan demam. Badan saya saat itu terasa cukup kedinginan.

Jadilah hari Kamis dari siang saya langsung istirahat total setelah makan dan minum. Saat itu, hal paling nyaman adalah tidur dan mengurangi pergerakan. Gejala tambahan yang kemudian juga muncul saat saya istirahat adalah nyeri pada persendian di tangan dan kaki.

Positif

Jumat pagi, kondisi saya sedikit lebih baik, tapi masih sangat tidak nyaman rasanya di badan.

Dua hari sebelumnya, di hari Rabu, saya melakukan tes antigen secara mandiri menggunakan alat tes yang saya beli. Hasilnya, negatif. Jadi saya sedikit lega.

Hari Kamis menjelang siang, sebelum saya mengalami gejala sakit kepala dan demam hebat, saya juga lakukan lagi tes mandiri dengan alat antigen, dan hasilnya negatif. Istri saya melakukan hal yang sama, dan hasilnya juga negatif.

Tapi, hari Jumat pagi saya memutuskan untuk tes antigen di lab. Saya melakukan tes sekitar pukul 12.00 WIB. Dan, akhirnya dari sekian banyak tes antigen yang pernah saya lakukan, saat itu untuk kali pertama saya mendapatkan hasil positif.

Sebenarnya, ini cenderung sudah diperkirakan. Istri saya juga demikian. Karena, alarm tubuh sepertinya kurang bisa bohong. Setelah saya mdenpatkan hasil positif dalam perjalanan pulang dari lab, saya hubungi istri saya.

Sorenya, kami memutuskan untuk melakukan tes antigen ke lab yang sama. Langsung tiga orang. Hasilnya, sesuai yang diperkirakan.

Tiga orang dewasa dan satu anak balita usia 3,5 tahun terkonfirmasi positif COVID-19.

Jadilah, kami akhirnya mengabari beberapa kerabat terdekat, termasuk ke tetangga perumahan, dan juga ke pihak sekolah, untuk kemudian memulai proses isolasi mandiri dan usaha penyembuhan — usaha negatif dari COVID-19.


Comments

3 responses to “Akhirnya, Terkena COVID-19”

  1. […] Saat kami terkonfirmasi positif COVID-19, memang sedang terjadi lonjakan kasus. Hasil antigen memang tidak spesifik menyebutkan virus yang ditemukan ini merupakan varian apa. […]

  2. […] pertama yang saya lakukan ketika mendapati kondisi bahwa saya terpapar COVID-19 adalah mencari obat atau vitamin yang membantu penyembuhan. Walaupun, kondisi sudah vaksinasi […]

  3. […] sempat ragu-ragu, karena saya sempat kena COVID-19 juga. Tapi, syukurlah bisa dikatakan sudah sehat, jadi sore itu ikut menikmati suasana […]